Sabtu, 28 Desember 2019

KJ. 106 : 1,6 – Berdoa

1 Yohanes 2 : 1 – 2
“…Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita,..” (ay.2)

Dosa begitu mencengkeram kehidupan manusia. Tak seorangpun yang luput dari dosa. Pemazmur menegaskan hal itu, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mzm 51:7). Dosa seakan telah menyatu dengan diri kita, bahkan sejak kita masih berada dikandungan ibu. Pada kenyataannya semua manusia (akan) mengalami maut sebagai akibat dari dosa. Manusia dengan segala kehebatannya tidak dapat membebaskan diri daripadanya. Syukur kepada Allah yang sedia datang ke dalam dunia dalam diri Yesus untuk menyelamatkan manusia.

Upah dosa memang maut, tetapi dalam Yesus Kristus Allah mengaruniakan hidup yang kekal (Rm 6:23). Dialah satu-satunya Juruselamat, baik bagi manusia maupun dunia ini. Manusia berusaha mendapatkan keselamatan melalui berbagai cara termasuk melalui ibadah dan perbuatan baiknya. Namun, semua itu tidak mungkin menutupi atau menghapus dosa manusia yang begitu banyak. Karena manusia tidak menugkin menyelamatkan dirinya sendiri, maka ia memerlukan Juruselamat. Itu hanya ada pada diri Yesus Kristus. “…keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12).

Gema Natal yang baru beberapa hari lalu kita rayakan harus terus kita gelorakan bahwa Yesus yang datang sebagai Bayi mungil sesungguhnya adalah Juruselamat yang menjadi Pendamai atas segala dosa kita. Jaminan pengampunan dosa dari pada-Nya bukan berarti kita bebas melakukan segala sesuatu. Jaminan pengampunan dosa dari pada-Nya bukan berarti kita bebas melakukan segala sesuatu. Jaminan itu harus kita hargai dengan tidak berbuat dosa lagi sebagai ungkapan cinta kasih kita kepada-Nya.

GB. 149 : 1,3

Doa : Syukur kepada Allah atas kasih-Nya yang menjadikan Yesus sebagai pendamaian dosa kami.