Renungan Malam 04 Januari 2020

GB.245 : 1 – Berdoa

Lukas 3 : 15 – 20
Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. (ay.16b)

Apa perasaan kita saat menerima pujian dari orang lain? Misalnya ada yang memuji makanan buatan kita yang dianggap enak. Atau ada yang memuji kepintaran anak kita di sekolah. Kebanyakan orang pasti merasa senang. Ada perasaan berbunga-bunga di hati saat mendengarnya. Tapi ada juga orang tertentu yang hanya senang dipuji dan marah kalau dikritik. Hal ini tidak berlaku pada diri Yohanes Pembaptis. Saat itu banyak orang yang mengira dirinya adalah Mesias yang dinantikan orang Israel. Di tengah tekanan akibat penjajahan Romawi, orang Israel menaruh pengharapan besar akan adanya Mesias yang akan memimpin mereka pada kebebasan. Melihat figur Yohanes Pembaptis yang tegas dan berwibawa, tak heran apabila banyak orang yang berharap dialah sang Mesias yang telah mereka tunggu-tunggu. Tentu ini adalah kehormatan bagi pribadi Yohanes Pembaptis.

Harapan orang banyak pada Yohanes Pembaptis tidak menjadikannya lupa daratan. Ia menolak jika dirinya disebut sebagai Mesias, karena Mesias yang akan datang itu lebih berkuasa atas hidup semua orang, termasuk dirinya sendiri. Tentang baptisan, misalnya. Jika Yohanes Pembaptis melakukannya dengan air, maka Mesias yang akan datang itu akan membaptis dengan Roh Kudus dan api. Yohanes Pembaptis dengan rendah hati dan kejujuran di hadapan ALLAH tidak mau merampas popularitas yang dimiliki oleh sang Mesias. “Ada yang lebih hebat dari saya,” begitu ungkapan Yohanes Pembaptis. Inilah sikap rendah hari seorang Yohanes Pembaptis. Ia tidak mau mendengar sanjungan yang disampaikan orang lain. Apalagi kalau ia tahu bahwa itu tidak benar. Inilah komitmen dirinya di hadapan Tuhan untuk senantiasa bersikap rendah hati dan jujur. Saudara, mari kita meneladani sikap Yohanes yang selalu rendah hati dan jujur dihadapan Allah dan sesama.

GB.245 : 2

Doa : (Ya Bapa, berikan aku sikap yang rendah hati agar tidak terjebak pada kesombongan yang tidak ada gunanya)