Renungan Malam 01 Februari 2020
GB.204 : 1 – Berdoa
Wahyu 21 : 15 – 27
“Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya, sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Suci-Nya demikian juga Anak Domba itu.” (ay.22)
Pada masa Perjanjian Lama, Bait Allah merupakan pusat peribadahan umat di Yerusalem. Baik Allah pertama dibangun oleh Raja Salomo, dan kemudian Bait Allah pertama ini dihancurkan Raja Nebukadnezar dari Babilonia tahun 596 sebelum Masehi. Kemudian masa pelayanan Nehemia dibangun Bait Allah yang kedua, tetapi Bait Allah ini juga hancur tahun 70 Masehi oleh tantara Romawi dibawah pemerintahan kaisar Titus.
Di Bait Allah, Imam besar bertugas mempersembahkan korban penebusan dosa. Menurut Injil Matius 27 : 50 – 51 dikatakan bahwa pada waktu Yesus disalibkan dan menyerahkan nyawa-Nya, tabir Bait Suci terbelah dua, antara ruang Maha Kudus dan ruang kudus. Di ruang Maha Kudus inilah Imam berjumpa dengan Tuhan untuk mempersembahkan korban penebusan dosa. Dengan kematian Yesus di salib, umat tidak perlu mempersembahkan korban sebab Yesus telah mengorbankan diri-Nya sebagai korban yang agung. Yesus sebagai pusat peribadahan yang sejati, dan umat datang untuk menyembah, memuji serta mengagungkan nama-Nya tanpa perantara. Dialah satu-satunya Tuhan yang harus diikuti dan ditaati sebab kasih-Nya telah menyelamatkan kita manusia berdosa.
Biarlah hidup kita menjadi persembahan bagi Tuhan yang agung, yang telah menjadikan diri-Nya menanggung hukuman mati tanpa melakukan kesalahan. Biarlah Yesus tetap menjadi pusat peribadahan kita dari sekarang sampai selama-lamanya.
GB.204 : 4
Doa : (Tuhan Yesus, Engkaulah Tuhan yang penuh kemuliaan, Engkau begitu mengasihi kami. Biarlah hidup kami selalu berpusat pada-Mu, karena bersama-Mu arah hidup menjadi pasti)