Renungan pagi 3 Februari 2020

KJ 426 : 1 – Berdoa

2 Raja – Raja 22 : 14 – 17
“Maka pergilah Imam Hilkia, Ahikam, Akhbor, Safan dan Asaya kepada nabiah Hulda, …” (ay. 14)

Beberapa waktu lalu Indonesia dihebohkan oleh peristiwa yang memalukan. Seorang perempuan terkenal mengadakan konperensi pers mengatakan bahwa ia mengalami penganiayaan dari aparat penegak hukum. Ia memamerkan wajahnya bebak belur. Para peonton televisi yang menyaksikan hal tersebut menjadi iba. Simpati masyarakat diungkapka dengan penuh kemarahan terhadap aparat keamanan. Terutama karena yang melaporkan ini adalah seorang perempuan. Setelah aparat keamanan melakukan pengecekan, ternyata wajah yang babak belur itu adalah akibat operasi plastik. Aparat keamanan tidak ada kaitannya dengaan wajah yang babak belur tersebut. Ulah perempuan itu bersama teman-temannya telah mendorong aparat untuk memproses kasus ini secara hukum. Pelurusan atas peristiwa penipuan ini, dilakukan aparat keamanan. Perempuan ini tidak hanya berbohong tetapi juga menyakiti hati masyarakat.
Yosia bertindak cepat dengan memerintahkan pegawainya membawakan Taurat itu kepada Nabiah Hulda. Hulda mengatakan bahwa apa yang dilakukan bangsa Yehuda telah menimbulkan sakit hati Tuhan. Mereka tidak mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan, melainkan kepada allah lain. Tujuannya menimbulkan sakit hati Tuhan, karena seharussnya persembahan bakaran itu diberikan kepada Tuhan. Mereka melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, apalagi dilakukan dengan sengaja.
Ucapan maupun tindakan kita sering tidak dissadari dapat menimbulkan perasaan orang lain tersakiti. Orang bisa menjadi sakit hari karena kita sering tergesa-gesa melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. Kita menganggap hal itu biasa saja. Padahal menyakiti sesama berarti menyakiti Tuhan juga. Perubahan harus segera dilakukan terhadap setiap kesalahan dan kelalaian.

KJ 426 : 3

Doa : Ajari kami Tuhan untuk bertindak tegas merubah kesalahan-kesalahan kami.