Renungan pagi 6 Februari 2020
KJ 413 : 1 – Berdoa
2 Raja-Raja 23 : 15 – 16
“Juga mezbah yang ada Betel, bukit pengorbanan yang dibuat oleh Yerobeam bin Nebat, … mezbah dan bukit pengorbanan itu dirobohkannya dann batu-batunya dipecahkannya, lalu ditumbuknya halus-halus menjadi abu dan dibakarnyalah tiang berhala.” (ay. 15)
Seorang Ibu dengan dua anaknya membeli rumah baru. Ia memutuskan untuk membeli rumah baru itu setelah suaminya meninggal. Terlalu banyak kenangan yang dia dan anak-anaknya miliki terhadap suami dan ayahanda tercinta. Selama puluhan tahun pernikahan mereka membangun keluarga. Anak-anaknya mungkin masih ingin tinggal terus di rumah itu karena kenangan bersama ayah mereka terlalu kuat. Tetapi terlalu berat bagi sang ibu. Ia ingin memulai suatu kehidupan yang baru. Hal itu tidaklah berarti bahwa ibu itu tidak mencintai almarhum suaminya.
Menyadari bahwa sudah terlalu lama Israel di Utara tidak menyembah Tuhan di Yerusalem Yosia mencari solusi. Setelah Israel di utara memisahkan diri dari Yerusalem, mereka menghidupkan kembali tempat ibadah di Utara, seperti Betel. Yosia sadar bahwa cara terbaik membuat mereka kembali kepada Tuhan di Selatan adalah dengan memusnahkan tempat-tempat ibadah di Utara. Hal ini dilakukan supaya kenangan mereka terhapus dan kembali bersekutu di dalam ibadah kepada Tuhan di Yerusalem saja.
Sering dibutuhkan tindakan tegas secara radikal, demi suatu perubahan. Tindakan yang radikal itu pada hakikatnya adalah pertobatan, yaitu berbalik dari cara hidup yang lalu dan memulai cara hidup yang baru. Mungkin indah pengalaman yang lalu, akan tetapi kalau kehidupan yang lama itu tidak memberi makna yang sejati, mengapa harus dipertahankan? Kalau iman dalam Kristus memberi makna yang sejati bagi kehidupan kita, mengapa harus tergoda pada cara hidup yang lain?
KJ 413 : 2
Doa : Kuatkan kami, ya Tuhan untuk melangkah ke depan dengan kuat bersandar kepada Tuhan saja.