Renungan Malam 07 Februari 2020

KJ.27 : 1 – Berdoa

2 Raja-Raja 23 : 21 – 23
Tetapi barulah dalam tahun kedelapan belas zaman raja Yosia Paskah ini dirayakan bagi TUHAN di Yerusalem (ay.23)

Satu gereja di Eropa terpecah menjadi dua karena perbedaan mereka tentang perbudakan. Ada yang menyetujui perbudakan dan ada yang menolaknya. Mereka tidak pernah mencapai kesepakatan, sehingga akhirnya berpisah secara damai. Gereja itu terpecah menjadi dua. Setelah masing-masing hidup dengan jalan dan keyakinannya sendiri-sendiri. Hal ini terjadi dua ratus tahun kemudian, setelah isu tentang perbudakan sudah reda. Karena masyarakat sudah hidup tanpa perbudakan. Kurun waktu selama 200 tahun itu tentu bukanlah singkat. Generasi bergereja pun sudah berbeda generasi dua ratus tahun kemudian. Walau sudah berbeda generasi persoalan perlu dipertanggungjawabkan. Masalah di dalam gereja Tuhan, selama tidak ada pengakuan, tetap menjadi masalah dengan Tuhan.

Bagi Yosia, melaksanakan apa yang menjadi ketentuan TUHAN adalah hutang yang tidak bisa terbayarkan walau sudah lewat beberapa generasi. Sebagai raja yang bertugas pada masanya di merasa persoalan dengan TUHAN itu harus diselesaikan. Paskah adalah tanda karya TUHAN yang sangat besar sehingga budak-budak Ibrani bisa keluar dari Mesir dan menjadi bangsa Israel sebagai umat-Nya. TUHAN yang memerintahkan dirayakannya Paskah sebagai tanda pimpinan TUHAN dalam kehidupan mereka. Sehingga Yosia sadar bahwa perayaan itu tetap harus dilakukan, sebagai tanda pembaruan janji.

Hidup kita juga tidak terlepas dari masalah dengan Tuhan, apa pun keadaanya. Itu bisa berupa janji berupa janji atau kewajiban yang belum dilakukan. Apapun itu, kewajiban kita tetap harus dikerjakan. Waktu tidak bisa menyelesaikan masalah. Juga generasi. Yang bisa menyelesaikan masalah hubungan dengan Tuhan hanyalah kita datang bertemu Tuhan. Tidak da yang terlambat di hadapan Tuhan. Ia mengasihi kita dengan segala dosa kita.

KJ.27 : 5

Doa : (Ampuni kami karena terlambat dalam melaksanakan panggilan Tuhan bagi kami)