Renungan pagi 7 Februari 2020

KJ 28 : 1 – Berdoa

2 Raja-Raja 23 : 19 – 20
“Juga segala kuil di bukit-bukit pengorbbanan yang di kota Samaria yang dibuat raja-raja untuk menimbulkan sakit hati Tuhan, …” (ay. 19a)

Ketika di wawancara oleh pembawa acara TV, seorang perempuan dengan bangganya mengatakan bahwa dari empat mantan suaminya, suami kesekian adalah cinta sejatinya. Padahal dalam acara tersebut, hadir seorang laki-laki yang adalah pacarnya, setelah berpisan dengan suami keempatnya. Tersinggung dengan pernyataan tersebut, sang lelaki itu berdiri dan meninggalkan acara tersebut. Ketika ditanya oleh pembawa acara tersebut, laki-laki tersebut mengatakan bahwa ia tidak suka perempuan tersebut karena tidak jujur. Ia selalu menyebut-nyebut suami yang menjadi cinta sejatinya, pada hal berbohong. Tentu laki-laki ini sakit hati karena dilecehkan oleh sang perempuan ini.
Ketika Israel Utara memisahkan diri dari Yehuda di Selatan, Yerobeam mendirikan tempat-tempat ibadah di Betel dan berbagai tempat lain termasuk di Samaria. Hal itu dilakukannya untuk mencegah rakyatnya beribadah ke Yerusalem lagi karena khawatir kalau itu terjadi, rakyatnya itu akan terpengaruh oleh Yehuda dann akan beribadah lagi ke Yerusalem. Jadi tempat-tempat ibadah itu memang dengan sengaja didirikan agar rakyatnya tidak menyembah Tuhan di Yerusalem. Hal ini menimbulkan sakit hati Tuhan. Itulah sebabnya Yosia menyuruh menghancurkan semua tempat ibadah karena pemujaan di tempat lain selain Yerusalem sama saja dengan membalik belakang terhadap Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain.
Tanpa sengaja, kita sering melakukan tindakan yang menyakitkan. Bukan hanya terhadap sesama kita tetapi juga untuk Tuhan. Kalau manusia yang kita sakiti, sanksi yang diterima adalah orang itu menjauhkan diri dari kita. Akan tetapi bila hati Tuhan yang disakiti, akibatnya fatal, yaitu penderitaan dan keterasingan.

KJ 28 : 4

Doa : Tuhan ampuni kami karena kegagalan kami melakukan yang benar dan telah menyakiti hati Tuhan.