Renungan Malam 08 Februari 2020
KJ.460 : 1 – Berdoa
2 Raja-Raja 23 : 28 – 30
Pegawai-pegawainya mengangkut mayatnya dengan kereta dari Megido dan membawanya ke Yerusalem, kemudian mereka menguburkannya dalam kuburnya sendiri. (ay.30)
Penghormatan atas kematian seseorang oleh orang-orang tertentu sangatlah penting, walau bagi yang lainnya tidak. Ada yang mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh, tetapi ada juga tidak. Hal ini berhubungan dengan pemahaman orang atas hakikat kamatian. Karena kematian itu sesuatu yang misterius, orang hanya harus hidup sebaik-baiknya mengikuti waktu yang dimilikinya dan berkarya sebaik-baiknya.
Yosia, raja yang dalam hidupnya telah melakukan apa yang baik di mata TUHAN. Tetapi ia tidak dapat merencanakan kematiannya. Ketia ia mencegah Nekho raja Mesir, raja suatu kerajaan besar, ia malah dibunuh. Ini suatu kenyataan yang tidak disangka, bahkan tidak diperkirakan sebalumnya. Yosia berpikir, karena ia sudah melalukan kehendak TUHAN, ia bisa saja mengalahkan raja Mesir itu. Ia lupa bahwa dulu Mesir kalah karena TUHAN yang berkarya, bukan Musa. Kemudian para pegawainya memberinya pelayanan kematian yang pantas baginya, ia dimakamkan dalam kuburnya sendiri. Tindakan para pegawainya adalah bentuk penghormatan yang pantas dilakukan kepada raja mereka yang setia kepada Tuhan.
Mungkin ada orang yang menginginkan kematian dilakukan dengan cara tertentu. Sehingga pemakamannya menandakan kebesaran hidupnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada upacara pemakaman, orang ingin memberi rasa hormat kepada yang meninggal karena semua yang dilakukannya sesama hidupnya. Itu manusiawi. Namun demikian, hal itu juga dapat membuat orang ingin melakukan hal-hal yang baik semasa hidupnya agar dihormati orang pada saat kematiannya. Kematian Yesus dapat menjadi pedoman bagaimana pengikut-Nya menyongsong waktu kematian. Ia tidak memperhitungkan kematian-Nya selain melayani Bapanya sebaik-baiknya. Yang Ia tahu hanyalah kehendak Bapanya yang penting, bukan kehendak-Nya. Yang dikehendaki Bapanya, itulah yang terpenting, baik hidup maupun mati.
KJ.460 : 2
Doa : (Bukan kehendak kami Bapa yang terjadi dalam kehidupan kami, tetapi kehendak Bapa saja)