Renungan pagi 12 Februari 2020
Gb 237B : 1, 3 – Berdoa
“…maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk kesana” (ay. 10)
Dalam setiap kunjungannya ke kota Sunem, Elisa selalu di undang makan oleh sebuah keluarga kaya yang cukup terpandang di kota itu. Sang nyonya rumah (perempuan Sunem) itu selalu menjamu dan mengidangkan maknaan bagi Elisa dan bujangnya (Gehazy), kalau mereka lagi berkunjung ke Sunem.
Pada suatu saat perempuan Sunem dan suaminya bersepakat untuk menyediakan sebuah ruangan khusus lengkap dengan isinya bagi Hamba Tuhan ini untuk tinggal berteduh dan bermalam. Karena Ia tahu bahwa yang datang ini adalah seorang Abdi Allah (ay. 9).
Walaupun kaya raya, rumah tangga mereka ternyata ada dalam pergumulan karena mereka belum di karuniai keturunan, sementara suami perempuan Sunem ini suduah lanjut umurnya. Perempuan Sunem ini berusaha menyembunyikan pergumulannya dari Elisa. Akan tetapi apda suatu kesempatan lewat penyampaian Gehazy (ay. 14), akhirnya Elisa tahu pergumulan mereka yang sebenarnya dan Elisa bernubuat tentang kehadiran seorang anak satu tahun kemudian dalam kehidupan rumah tangga perempuan Sunem ini.
Walaupun perempuan Sunem ini tidak begitu yakin dengan janji ini, tapi Tuhan Allah memperhitungkan ketulusan dan kemurahan hatinya. Satu tahun setelah itu mengandunglah perempuan Sunem ini dan melahirkan seorang anak.
Ketulusanm kerendahan hati dan kemurahan hati perempuan Sunem dan suaminya, serta kepekaan mereka akan hadirnya seorang Abdi Allah yang datang ke rumah mereka telah diperhitungkan Tuhan dan Tuhan mendengar dan menjawab doa kerinduan mereka.
Undanglah selalu Tuhan Allah hadir dalam rumah tangga kita. Sediakanlah waktu dan ruang hati kita untuk menerima Allah hadir dalam hidup pribadi dan rumah tangga kita. Maka Dia akan mendengar dan menjawab, doa serta mewujudkan apa yang menjadi kerinduan kita tentunya sesuai dengan kehendakNya.
GB 69 : 1, 2
Doa : Tuhan, berikan kami ketulusan, kemurahan hati serta rasa peduli terhadap sesama kami.