Renungan Malam 18 Februari 2020
KJ.356 : 1 – Berdoa
2 Timotius 2 : 14 – 19
hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci (ay.16)
Paulus menyadari bahwa dalam pelayanan gereja ada saja perbedaan. Perbedaan itu diakibatkan oleh tradisi dan filsafat. Warga gereja yang berasal dari Yahudi membawa ajaran agamanya. Mereka mengajarkan bahwa tidak cukup seseorang percaya kepada Yesus. Ada cara lain yaitu sunat sebagai jalan keselamatan. Selain itu filsafat Yunani mengajarkan bahwa roh bersifat ilahi, sedangkan materi bersifat jahat, termasuk tubuh manusia sehingga tidak diselamatkan. Tatkala orang meninggal dunia maka rohnya kembali kepada sang ilahi tetapi tubuhnya binasa. Roh manusia dapat mencapai sang ilahi bila mampu menelusuri garis silsilahnya secara ilahi. Lalu muncul berbagai dongeng yang menimbulkan perdebatan. Lalu mereka menyangkal adanya anugerah tetapi mengandalkan perbuatan untuk selamat. Demikian pula ajaran tentang kebangkitan. Bahwa tidak ada yang menjamin kebangkitan. Dengan begitu ajaran ini menentang kematian dan kebangkitan Kristus. Menurut Paulus, ajaran tersebut tidak perlu dilayani karena akan menimbulkan perdebatan yang sia-sia. Sebab dasarnya berbeda. Kekristenan bertolak dari Yesus sedangkan mereka itu tidak mengakui Yesus. Paulus menyebut dua nama supaya waspada. Sebaiknya Timotius menghindari omongan yang kosong dan mengandalkan hikmat Tuhan.
Sekarang, kita mengalami hal yang sama dengan agama lain. Terjadi kesulitan berdialog karena dasarnya berbeda. Namun kita tidak boleh saling menjauhi. Kita harus bergaul dengan perilaku kasih untuk memberi makna bagi kebersamaan. Itulah yang dilakukan Yesus. Kita dapat melakukannya mulai dari keluarga dengan tetangga dan lingkungan.
KJ.356 : 2
Doa : (Ya Tuhan bimbinglah kami untuk bergaul dengan sesama walau berbeda)