Renungan Pagi, 18 Februari 2020
KJ.446 : 1 – Berdoa
2 Timotius 2 : 8-13
Karena itu aku sabar menanggung semuanya…(ayat 10)
Dunia berkembang dengan berbagai kemajuan tetapi juga disertai persoalan. Pada masa Paulus dan Timotius hal itu juga terjadi. Secara terencana gereja mulai dianiaya oleh negara. Penyebanya karena banyak warga gereja yang tidak mau menyembah Kaisar sebagai dewa. Akibatnya beberapa rekan Paulus mundur karena mengalami kegoncangan. Paulus sendiri merasakannya tatkala ia berada dalam penjara Roma. Ia sedang diadili dan membutuhkan dukungan kesaksian yang meringankan perkaranya. Tetapi tidak ada warga gereja yang hadir. Dalam situasi demikian Paulus tabah menghadapinya. Karena ia percaya bahwa Tuhan tetap bekerja. Bahkan kuada kematian dan kebangkitan Kristus menggerakkan dirinya untuk tetap bersaksi di pengadilan. Sebagaimana di penjara ia tetap memberitakan Injil, begitu pula di pengadilan. Ia tetap berpegang pada imannya walau berada dalam ancaman kematian. Dalam keadaan ini Paulus menasihatkan Timotius supaya tabah menanggung derita demi Injil.
Praktek ketabahan telah kita wujudkan dalam perjuangan sehari-hari. Berbagai maslah sandang, pangan, dan papan mendera, tetapi kita tabah. Kita biasa tabah menghadapi berbagai penderitaan. Tetapi apakah ketabahan seprti itu terjadi juga dalam perjuangan kita memberitakan Injil? Apalagi bila dimaksudkan unruk gerakkan masyaralat guna mencapai kesejahteraan bersama? Kita telah dipercayai oleh Tuhan untuk melaksanakan pemberitaan Injil. Karena itu sebagai warga masyarakat, kita berupaya membangun hubungan dengan sesama mulai dari lingkungan sekitar. Suoaya nilai-nilai : kasih, keadilan, kebenaran dan damai sejahtera dapat diterima sesama. Banyak tantangan membuat Injil terkurung dalam gereja. Karena itu seyogianya kita menampilkan gaya hidup kasih, yaitu berbagi dengan sesama dalam kebersamaan. Tindakan kita yang mendatangkan kerukunan dan damai sejahtera dibutuhkan oleh masyarakat.
KJ. 446 : 3
Doa : (Kuatkanlah kami yang Kristus, supaya kami berjuang dengan setia)