Renungan pagi, 14 Maret 2020

KJ 2 : 1 – Berdoa

2 Tawarikh 7 : 11 – 22
“Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya namaKu tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mataKu dan hatiKu akan ada disitu sepanjang masa” (ay 16)

Firman Tuhan pagi ini menggambarkan Allah yang tegas. “Kalian setia, Aku hadir. Kalian tidak setia, Aku akan membuangmu dan meninggalkan Bait Allah ini serta menghancurkannya”. Jangan main-main dengan Tuhan. Pentahbisan Bait Allah baru selesai, dan Tuhan mengawali relasi intens selanjutnya dengan umat melalui peringatan tersebut. Salomo memang raja dengan keistimewaan itu bukanlah apa-apa.
Kekuasaan Salomo bukanlah kekuasaan tanpa batas. Kendali utama tetap pada Allah, bukan pada Salomo. Yang tidak terbatas adalah Allah. Ketika memberkati, Allah tidak pernah melakukannya setengah-setengah. Ketika berjanji, Allah akan memenuhinya dengan sempurna. Sebaliknya ketika Salomo dan umat berbalik dari Allah, maka penghukumanNya pun tidak setengah-setengah. Kesepakatan itu perlu dipahami Salomo, agar Salomo atau siapapun tidak menjadi allah dalam dunia ini, melainkan menyadari ada yang lebih besar darinya. Tidak “mempermainkan” Allah dan perjanjian kasihNya dengan umat.
Kesepakatan apakah yang saudara buat dengan Allah? Mari bereflleksi, siapakah Allah bagi dirimu? Masihkan Ia yang utama? Jangan-jangan egoism, kekuasaan, kekayaan, nama besar, keahlian, kebangganggan diri dan lainnya sudah menggantikan posisi Allah dalam hidupmu. Hubungan dengan Allah jadi rapuh. Saudara hanya mencari Allah ketika ada pergumulan dalam hidup. Selain itu diri kita sendiri adalah tuhan, yang merasa sanggup mengatur segalanya berdasarkan kehendak kita. Hidup adalah rangkaian pilihan bebas yang kita buat. Tergantung focus kita pada apa. Firman Tuhan pagi hari ini mengajak kita pada Allah karena relasi denganNya menjadi hal utama. Jadi apakah kesepakatan yang saudara buat dengan Tuhan?

KJ 3 : 1, 2

Doa : Ya Tuhan ajarkan kami untuk tak henti-hentinya memuliakan namaMu.