Renungan Malam 19 Maret 2020
KJ.363 : 1 – Berdoa
Bilangan 12 : 1 – 16
“…Mengapakah kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?” (ay.8b)
Mungkin masih ada orang yang beranggapan bahwa menjadi hamba Tuhan jauh dari berbagai isu, tekanan dan kemarahan. Pastinya menjadi hamba Tuhan harus siap dan tahan banting menghadapi ketidaksukaan orang-orang yang dilayaninya. Bahkan terkadang sesame hamba Tuhan juga memperlihatkan sikap atau perilaku yang saling menyudutkan satu sama lain dan itu nyata.
Musa sebagai hamba Tuhan menghadapi sikap tidak menyenangkan dari saudaranya sendiri yang juga pemimpin umat Israel kala itu (Bil.26:59; Kel.28:1; 15:20-21). Dilatar belakangi mengambil perempuan Kusy untuk dijadikan istri, keduanya mulai mengatai Musa bahwa tindakan tersebut bukanlah cerminan seorang pemimpin rohani atau nabi bagi umat Israel. Dibalik semuanya itu, sebenarnya ada iri hati yang terkandung pada perkataan mereka kepada Musa (ay.2). Bagaimana sikap Musa? Tidak menaggapi perkataan kedua saudaranya itu, sebab Musa lembut hati (ay.3, versi NIV: rendah hati). Tetapi Tuhan merespon perkataan Miryam dan Harun, dengan mengatakan; mengapa kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?”. Perkataan Tuhan ini sebagai bentuk kemarahan dan murka-Nya (ay.9), akibatanya: Miryam kena kusta (ay.10). Mengapa hanya Miryam? Karena ia biang keladinya sedangkan Harun terbawa arus/ikut-ikutan. Walaupun begitu Harun menyadari kesalahan dan kebodohannya (ay.11-12).
Hamba Tuhan dapat saja melakukan kesalahan dalam pelayanannya. Tugas semua warga jemaat adalah mengingatkan atau memberi masukan, bukan dengan menggosipkan atau mengatai dengan kasar. Hamba Tuhan dipanggil dan diutus Tuhan untuk melayani di gereja-Nya dan dia butuh dukungan dari semua pihak bukan makian yang menyakitkan. Berikan tempat kepada Tuhan ketika hamba-Nya melakukan kesalahan. Doakanlah hamba Tuhan!.
KJ.363 : 2
Doa : (Tuhan Yesus gembala kami, ajarkanlah kami untuk menghormati para hamba-hamba-Mu, jangan biarkan kami melukai hati mereka)