Renungan pagi, 27 Maret 2020
KJ 417 : 5, 6 – Berdoa
Habakuk 2 : 1 – 5
“Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (ay 4)
Menanti memang bukan keadaan yang menyenangkan. Terlebih menanti jawaban dari sesuatu yang kita harapkan. Waktu-waktu penantian terasa begitu menggelisahkan, sebab kepastian yang kita harapkan belum dinyatakan. Sedapat mungkin, kita ingin berdoa, kita ingin jawaban yang pasti dan segera dari Tuhan.
Nabi Habakuk menyadari bahwa hal terbaik yang dapat ia lakukan dalam penantiannya adalah berserah pada Tuhan. Kendati ia belum mengerti maksud Tuhan, tetapi ia percaya bahwa Tuhan akan melakukan dan menggenapi segala rencanaNya. Ketika waktu itu tiba, maka tidak ada satupun orang yang dapat berdiri dan membanggakan kehebatannya. Sebaliknya, semua akan menyaksikan betapa dahsyatnya keadilan Tuhan. Hanya orang yang sungguh beriman pada Tuhanlah yang akan berbahagia pada hari itu. Sungguh ia menyaksikan kedaulatan Tuhan atas semua manusia.
Saudaraku, menanti jawaban Tuhan tidak dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan pikiran dan kekuatan kita. Firman Tuhan pagi ini mengingatkan kita untuk menanti dengan sabar dan merespons segala sesuatu dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu bertindak tepat pada waktuNya. Ia akan membebaskan kita seturut cara dan waktuNya.
Dalam penantian itu ada proses yang harus kita jalani. Memang tidak mudah, bahkan melelahkan! Akan tetapi FirmanNya mengingatkan kita, “janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan” (Yes 41: 10). Jangan putus asa, teruslah berdoa, beriman dan berharap. Ketekunan doa dan pengharapan kita sungguh memperkokoh iman pada Tuhan pemilik kehidupan. Ingatlah hal ini, “…orang yang benar akan hidup oleh percayanya.”
KJ 417 : 7, 8
Doa: Ya Allah, kuatkanlah kami untuk tetap menanti dalam iman.