Renungan Malam 02 April 2020
KJ.466a : 1 – Berdoa
Lukas 16 : 19 – 31
Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik… (ay.25)
Lagu dengan judul “Hidup ini adalah kesempatan” nampaknya cocok bagi kita untuk merenungkan perumpamaan tentang Orang Kaya dan Lazarus yang miskin. Kehidupan sebenarnya bagi si orang kaya yaitu kesempatan untuk memperhatikan Lazarus yang sangat miskin dan butuh makan. Ia juga sedang sakit yang membutuhkan pengobatan. Tampaknya orang kaya dalam perumpamaan ini bukanlah pemerhati orang miskin.
Selain hidup adalah kesempatan maka dalam perumpamaan ini gambling diceritakan bahwa hidup dari orang Farisi, hamba uang (Mat. 16:14), yang mungkin juga dekat dengan kekuasaan (Mat.22:16, Mrk.3:6) digambarkan lebih memilih berpakaian ungu dan kain halus yang mahal serta memilih bersukacita dalam kemewahan. Ia memilih kekayaan itu sebagai yang mengisi, menentukan dan menguasai hidupnya dan tidak memperdulikan keadaan Lazarus yang setiap harinya terbaring di depan pintu utama kediamannya. Sementara Lazarus pilihan hidupnya adalah pasrah dan pasif. Ia hanya bisa mengambil apa yang jatuh dari meja orang kaya dan sangat pasif sehingga anjing pun bebas menjilat boroknya. Mungkin itulah makna nama Lazarus yang berasal dari kata El-azar atau Eleazar dalam bahasa Ibrani yang berarti Allah adalah Penolong. Hanya Allah saja yang menjadi penolong bagi Lazarus dalam kepasifannya, dalam kepasrahannya.
Kemewahan dan simbol kemewahan memang sangat menggoda bahkan bagi gereja dan para pelayan. Tetapi di sekitar kita juga ada kemiskinan yang juga menggoda untuk diperhatikan. Mereka ada di sekitar “meja dan pintu” yang harus diberi makan dan sakitnya membutuhkan perawatan dari mereka yang kaya. Para pelayan jangan sampai hidup tanpa hati dalam kemewahan lalu mengabaikan orang miskin yang ada di sekeliling.
KJ.466a : 3
Doa : (Tolong kami ya Tuhan agar kemewahan tidak membutakan mata terhadap kemiskinan di sekitar kami dan hati kami bersukacita ketika memberikan tempat bagi mereka yang membutuhkan)