Renungan Malam 06 April 2020

KJ.289 : 1,9 – Berdoa

Lukas 7 : 4 – 10
Sebab aku sendiri seorang bawahan… (ay.8)

Tuhan Yesus begitu terkesan dengan iman Sang perwira Romawi, sampai-sampai Tuhan Yesus berkata tidak pernah menemukan seseorang dengan iman sebesar itu. Sebagai seornag anggota militer dalam diri perwira itu sudah mengakar kuat prinsip ketaatan dan loyalitas tanpa kompromi terhadap atasan. Nilai dalam dirinya nampak ketika dia meminta pertolongan Tuhan (Luk 7:8). Sang perwira sepertinya belum pernah bertemu dengan Yesus, hanya mendengar tentang-Nya. ia meminta bantuan perantara tua-tua Yahudi ketika hendak meminta pertolongan Tuhan. Lalu saat Tuhan sedang mendekati rumah-Nya, dia mencegah hal itu terjadi dengan mengutus sahabat-sahabatnya untuk berkata pada Yesus, bahwa tidak perlu datang ke rumahnya, perwira itu yakin bahwa satu kata saja yang Tuhan Yesus ucapkan hambanya pasti sembuh. Di mana sesungguhnya letak besarnya iman si perwira?

Pertama, meski ada keterbatasan pengenalannya akan Tuhan Yesus yang hanyalah seorang guru Yahudi; suatu bangsa jajahan Romawi, dia menempatkan Tuhan sebagai sosok ‘atasan’ yang memiliki kuasa yang besar untuk memimpin, memerintah, melakukan hal-hal ajaib. Kedua, dengan demikian ia menempatkan dirinya sebagai yang lebih rendah, sehingga yang harus ia lakukan adalah patuh dan pasrah pada apapun tanggapan Tuhan Yesus terhadap permintaannya. Ketiga, perwira itu memperlihatkan betapa ia percaya penuh pada Tuhan Yesus. Percaya, patuh, berserah dalam kerendahan hati, rasa hormat dan menghargai, semua itu merupakan wujud cinta, bukan? Inilah yang membuat Tuhan Yesus terkesan kepada iman perwira itu, sebagai orang yang tidak begitu mengenal Dia, namun sang perwira mampu memperlihatkan cinta sebesar itu. Ada sebuah kata-kata bijak yang berbunyi demikian: “love is nothing without trust”. Ada iman dalam kasih dan tidak ada kasih tanpa iman.

KJ.396 : 1,4

Doa : (Tuhan Yesus Engkau adalah Tuhan dan Allah kami, kami mengasihi-Mu, kami percaya pada Mu dengan segenap hati)