Renungan pagi, 9 April 2020
KJ 179 : 1, 2, 3, 4 – Berdoa
Lukas 9 : 43b – 45
“Anak manusia akan diserahkan ke tangan manusia” (ay 44)
Yesus sedang berbicara tentang diriNya sendiri saat berkata “Anak Manusia akan diserahkan ke tangan manusia”. Kata diserahkan (Yunan: paradidosthai), adalah kata kerja pasif yang mengandung subjek atau pelaku, dalam kalimat itu tidak disebutkan siapa pelakunya. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris ada yang menggunakan kata dikhianati (Inggris: Betrayed) sehingga jelas bagi kita siapa pelakunya. Dalam kitab berbahasa Indonesia beberapa terjemahan menggunakan kata “diserahkan”. Ketika yang digunakan kata diserahkan bukan dikhianati, maka masih terbuka untuk kita bertanya siapa yang menyerahkan Dia?
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal…(Yoh: 3:16). Allah mengutus anakNya (1 Yoh 4:9) untuk menanggung salib. Allah melalui lika-liku peristiwa di dunia yang Ia ijinkan terjadi telah menyerahkan Yesus ke dalam tangan manusia, demi maksud dan tujuanNya, itu adalah pemberian terbesar dan termulia sepanjang sejarah kehidupan di bumi. Kristus dalam deritaNya di kayu salib berteriak membertanyakan hal itu pada Bapa “Mengaoa Engkau meninggalkan Aku?”
Tujuan dan rencana Allah sering kali terkemas dalam hal-hal tak terduga dan sukar dipahami ketika sedang di jalani, membuat hati kita berteriak “mengapa semua ini terjadi Tuhan?” namun satu yang pasti tujuanNya tidak pernah keluar dari lingkaran kasih karuniaNya yang sedemikian besarnya hingga melampaui akal manusia. Ketika Allah menyerahkan kita ke dalam penderitaan dan duka, tidak apa-apa jika kita bertanya “mengapa ya Tuhan?” namun jangan pernah meragukan bahwa semua Ia perkenankan terjadi karena kasih karunia dan untuk suatu kehidupan baru yang penuh kebaikan, kaksih dan kemenangan.
KJ 183 : 1, 2
Doa: Apapun yang terjadi dalam hidupku, aku percaya semua tepat, semua baik, semua bagian dari rencana indahmu dalam hidupku. Amin.