Renungan pagi, 10 April 2020 (Perjamuan Kudus)

KJ 222b : 1 – Berdoa

Lukas 23 : 26 – 32
“…melainkan tangisilah dirimu dan anak-anakmu.” (ay 28)

Banyak yang menyaksikan penderitaan Yesus saat menuju Bukit Tengkirak. Ada yang menangisi Yesus. Para pengikutNya, khususnya kaum perempuan meratapi penderitaan yang Yesus alami. Mereka melihat bagaimana Yesus mengalami siksaan demi siksaan: dicambuk, dihinda dan diludahi. Melihat banyak yang menangisiNya, Yesus berpaling kepad mereka dan berkata: “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu! (ay 28). Yesus megatakan demikian karena Yerusalem akan mengalami kehancuran. Yesus menegur Yerusalem yang menolak kehadiranNya. Yerusalem akan menderita dan hancur. Penolakan yang dilakukan dengan perbuatan-perbuatan dosa. Oleh karena itu, bukan Yesus yang harus di tangisi namun tangisilah semua perbuatan dosa yag dilakukan. Dosa yang diperbuat diri sendiri, dosa yang dilakukan anak-cucu, dosa yang disepakati komunitas dan dosa seluruh manusia di dunia. Jadi penderitaan anak Allah menanggung segala perbuatan dosa manusia. Penderitaan yang dirasakan bagaikan runtuhan gunung dan bukit yang menimbun mereka.
Ungkapan Yesus ini menjadi peringatan dan teguran bagi kita. Gambaran Yerusalem yang hancur adalah diri kita yang berdosa. Kita mengaku sebagai anak Tuhan namun tindakan dan perbuatan jauh mencerminkan perilaku selaku anakNya. Penderitaan yang Yesus alami menjadi pertobatan bagi kita. Pertobatan yang menyadarkan bahwa mereka yang hidup jauh dari kehendak Tuhan akan lebih menderita. Sadarlah bahwa kitalah yang harus menjalani perjalanan “Via Dolorosa”.
Saat ini ketika kita memperingati kematian Tuhan Yesus dengan duduk bersama dalam meja Perjamuan Kudus, kendaknya menyadarkan diri kita untuk berpaling kepada Putra Allah yang menderita dan mati. Karena kematianNya membuktikan akan kasihNya yang sempurna. Karena kasihNya itu manusia diselamatkan. kematianNya membuka matai man kita bahwa Yesus memberi kekuatan dan kepastian masa depan bagi mereka yang menerima dan setia kepadaNya.

KJ 372 : 1, 2, 3

Doa: Tuhan Yesus kami mau senantiasa hidup dan berkarya di dalam Engkau agar anak cucu kami juga kelak selalu berjalan dalam kasih dan kebenaranMu. Amin.