Renungan pagi, 13 April 2020
GB 278 : 1 – Berdoa
Keluaran 2 : 23 – 24
“Allah mendengar mereka mengerang, lalu ia mengingat kepada perjanjianNya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.” (ay 24)
Firaun mengeksploitasi umat Israel untuk membangun Mesir yang jaya. Orang Israel ditindas dengan kerja paksa, tenaga mereka dikuras habis, demi terciptanya Mesir yang makmur dan sejahtera. Kota-kota perbekalan yang menjamin kesejahteraan Mesir, seperti Pitom dan Ramses, dibangun oleh tangisan dan air mata orang Israel yang teraniaya. Supaya Mesir tertawa, Israel harus menangis dan supaya Mesir sejahtera, Israel harus menderita. Inilah yang dinamakan dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Firaun menari di atas penderitaan orang lin, tetapi apakah kesewenangan dan tirani ini akan terus berlangsung? Harapan Firaun dan para penindas yang sudah kehilangan nurani ialah: semoga kemakmuran, kesejahteraan dan kenikmatan terus berlangsung walau orang lain harus dijadikan tumbal. Semoga kekuasaan tanpa batas yang sudah menghasilkan begitu banyak kenikmatan tetap abadi. Firaun tidak berurusan dengan budak-budak lemah tidak berdaya dan siap untuk dieksploitasi. Tetapi Firaun berurusan dengan Tuhan yang memihak orang-orang lemah dan tertindas. Firaun terlalu yakin dengan drinya sehingga tidak sadar dia sedang berurusan dengan Tuhan dan tidak ada satu kekuatan apapun yang bisa mengalahkan Tuhan.
Jeritan orang-orang teraniaya tidak pernah luput dari perhatian Tuhan. Itulah penghiburan dan kekuatan bagi setiap orang yang ditindas. Tuhan telah menjanjikan penyertaanNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub leluhur Israel dan Tuhan tidak pernah ingkar janji. Kekuasaan tirani dan kesewenangan cepat atau lambat akan berakhir. Oleh sebab itu, Tuhan mengutus Musa untuk tugas itu, menjadi telinga yang mendengar jeritan orang yang teraniaya, sekaligus mengulurkan tangan untuk menolong mereka.
GB 278 : 2
Doa: Tuhan, jadikanlah kami alatMu yang peka mendengar tangisan orang teraniaya. Jadikan kami tanganMu yang terulur meringankan penderitaan mereka yang ditindas. Amin.