Renungan pagi, 26 April 2020

GB 39 : 1 – Berdoa

Yehezkiel 36 : 1 – 7
“Beginilah firman Tuhan Allah: Sungguh, Aku berfirman dalam amarah cemburuanKu, oleh karena kamu sudah menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. (ay 6b)

Berbagai masalah pertanahan kerap terjadi. Salah satu yang sering terjadi yaitu konflik dan snegketa tanah antar pihak yang mengaku sebagai pemilik sampai menimbulkan kekerasan untuk mempertahankan kepemilikan lahannya. Seperti kisah seorang nenek dan mendiang suaminya yang tidak pernah mereasa menjual tanah miliknya seluas 5 hektar. Namun demikian, tiba-tiba tanah itu menjadi milik orang lain lengkap dengan surat-suratnya. Orang itu memenangkan perkara di pengadilan. Karena tidak pernah menjual tanah miliknya itu, sang nenek berusaha memperjuangkannya secara hukum. Ia bahkan sampai mengatakan meski sudah berusia 90 tahun, dia tidak mau mati sebelum masalah tanah itu selesai. Demikian juga bagi Israel. Tanah bukan sekedar masalah property atau asset. Tanah mengandung nilai rohani yang begitu dalam. Karena itulah tanah kudus, bukan karena pada dirinya sendiri tanah itu kudus, tapi karena Allah yang kudus memberikannya keapda Israel dan hadir di sana.
Memang umat Tuhan telah kehilangan tanah. Hal itu nyata pada ayat 2. Tanah itu telah diklaim bangsa lain dengan mengatakan: “Bukit-bukit dari dahulu kala sudah menjadi milik kita.” Itu karena umat Tuhan telah menajiskan tanah Israel dengan kekerasan dan pemberhalaan, sehingga mereka dibuang keluar dari tanah tersebut. Tetapi kemudian bangsa-bangsa lain mempertanyakan kausa Tuhan dan mencemooh kesengsaraan umatNya. Padahal seharusnya tanah kudus itu harus dikelola oleh umat Tuhan, bukan bangsa lain. Keberadaan umat harus menjadii berkat dan mempermuliakan nama Tuhan di antara bangsa-bangsa. Karenanya Tuhan menegaskan bahwa tanah kudus yang telah dinodai umat sehingga mereka dibuang dan juga diingini oleh bangsa-bangsa sekitarnya itu, akan dikembalikan dan dipulihkan serta ramai dan subur kembali.
Saudara-saudara terkasih, Tuhan tidak pernah kompromi dengan dosa. Perbuatan dosa pasti dihukumNya. Namun demikian, hukuman Tuhan harus kita mengerti sebagai tanda kasihNya yang hendak menuntun kepada pertobatan. Bagi setiap orang yang bertobat, tersedia pembaruan yang menjawab kerinduan hakiki dan harta yang sangat berharga juga bernilai kekal dalam hidup ini. Demikianlah yang dikerjakan Allah melalui karya Kristus yang memberikan kepada kita bukan hanya pemulihan kehidupan secara utuh, tetapi masa depan. Dia yang begitu mengasihi kita bukan hanya membebaskan tetapi juga memberikan sukacita dan damai sejahtera.

GB 39 : 2

Doa: Mampukanlah kami untuk memaknai pengampunanMu sehingga kami layak menikmati keselamatan yang telah Engkau nyatakan dalam hidup kami. Amin