Renungan Malam 27 April 2020

KJ.157 : 1 – Berdoa

Yehezkiel 36 : 22 – 32
Bukan karena kamu Aku bertindak, demikianlah firman Tuhan ALLAH, ketahuilah itu. Merasa malulah kamu…”(ay.32)

Kecendrungan manusia adalah orientasi diri. Apapun yang ia lakukan tujuan akhirnya untuk kepentingan diri. Bahkan jika memungkinkan, apapun yang orang lain kerjakan itu harus untuk saya, harus mengutamakan saya. Tentu tidak semua demikian.

Tuhan memulihkan Israel bukan untuk kepentingan umat-Nya. Pada ayat 22 dengan tegas Tuhan menyatakan bahwa ketika Ia membawa pulang umat-Nya dari pembuangan, itu bukan untuk mereka yang tegar tengkuk itu. Semua dilakukan TUHAN untuk “memulihkan kekudusan nama-Nya” yang telah dinajiskan Yehuda. Bagaimana cara Tuhan memulihkan kekudusan nama-Nya yang agung itu? Hal menarik kita temukan jawabannya pada ayat 24-30 yakni: Tuhan menjemput mereka dari Babel dan membawa mereka kembali ke negerinya (ayat 24); Tuhan mentahirkan mereka dari segala kenajisan dosa (ay.25); umat dikaruniai hati yang baru dan roh yang baru, yakni ketaatan kepada Allah (ay.26); agar tetap taat. Umat memperoleh Roh Kudus dalam diri mereka (ay.27); hidup mereka di negeri nenek moyang akan dipulihkan, yakni tidak ada lagi kelaparan, karena gandum yang melimpah, pohon-pohon kembali menghasilkan buah (ay.28-30). Dengan melakukan semua itu maka tidak ada lagi sindiran bahwa: “mereka umat Tuhan tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya” (ay.20b).

Tujuan pemulihan umat adalah supaya nama besar TUHAN tetap dikuduskan. Malam ini mari renungkan dengan penuh penghayatan. Bahwa TUHAN melakukan yang terbaik dalam hidup kita agar nama TUHAN tetap dimuliakan. Seharusnya kita malu terhadap perbuatan dosa kita dan bukan dengan sombong berkata: “toh Tuhan mengasihi kita, kan?” Memang benar Tuhan memulihkan kita karena mengasihi kita. Dosa kita diampuni-Nya. Tapi kita harus malu pada dosa dan belajar tahu diri.

KJ.157 : 2

Doa : (Tuhan, kami malu atas dosa dan kesalahan kami.Amin)