Renungan pagi, 28 April 2020

KJ 392 : 1 – Berdoa

Yehezkiel 37 : 1 – 6
“…dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan.” (ay 6)

Renungan kemarin menegaskan perbuatan Allah yang ajaib itu, yakni membebaskan mereka dari pembuangan, bukan untuk kepentingan mereka tetapi supaya kekudusan nama Allah yang agung itu tetap diakui oleh semua bangsa.
Pada bacaan hari ini kita menemukan sesuatu yang hampir mirip. Tuhan membawa Yehezkiel, melalui sebuah pengalaman spriritiual menuju ke suatu lembah (ay 1) yang penuh dengan tulang-tulang orang mati. Jumlah tulang-tulang itu sangat banyak dan kering. Kondisi kering dari tulang itu menunjukkan bukan saja bahwa ada kematian di situ, tetapi juga tidak mungkin berharap ada kehidupan. Hal yang mengejutkan adalah ketika Tuhan Allah bertanya kepada Yehezkiel: “apakah tulang-tulang itu dapat dihidupkan?” (ay 3). Tentu secara nalar hal itu tidak logis. Bagaimana menghidukan orang mati? Mustahil membuat tulang-tulang kering itu hidup kembali. Walaupun tidak masuk diakal, pada ayat 4 perintah mengejutkan diterima oleh Yehezkiel dari Tuhan sendiri. Ia diminta untuk bernubuat menghidupkan tulang-tulang itu lagi (ay 4, 5).
Ternyata penglihatan tentang tulang-tulang itu adalah mewakili kondisi Israel yang sudah hancur dan terkesan binasa atau hilang karena mengalami kekalahan dan dibuang. Rupanya Israel telah kehilangan pengharapan di tempat pembuangan sekakan tidak ada lagi jalan keluar bagia mereka (band. ay 11). Menghidupkan kembali tulang-tulang itu adalah simbol bahwa Israel akan dipulihkan dan kembali mengalami damai sejahtera. Mengapa Tuhan mau memulihkan mereka? Ternyata jawabannya kita temukan pada ayat 6 yakni, “supaya kamu megetahui bahwa Akulah Tuhan”.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa segala ha yang Tuhan lakukan dala hidup kita, memulihkan kondisi kita, memberkati kita dll, memiliki tujuan utama yakni supaya kita tahu. Dia adalah Allah kita. Dia harus dimuliakan.

KJ 392 : 2

Doa: Tuhan, kami memuliakan namaMu yang agung itu. Amin.