Renungan Malam 02 Mei 2020
GB.115 : 1 – Berdoa
1 Korintus 4 : 1 – 5
Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. (ay.2)
Tidak ada seorangpun mau diperlakukan tidak adil, termasuk dihakimi kinerjanya secara tidak benar. Segala hal yang telah dikerjakan dengan baik harusnya diberikan apresiasi yang baik pula. Hal ini rupanya tidak terjadi pada diri Paulus ketika dia menghadapi penghakiman beberapa kelompok orang di Korintus.
Apakah reaksi Paulus? Perhatikan ayat 4a bacaan Alkitab malam ini. Paulus berkata, “Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan…”. Paulus dengan rendah hati mengakui kekurangannya. Sangat mungkin ia berbicara tentang kehidupannya yang lampau Ketika menganiaya jemaat Tuhan. Ia meyebutnya perbuatan yang tidak sadar. Selanjutnya tanpa bermaksud mencari pembenaran, ia rela dihakimi. Ia siap dituding jari dan dinyatakan bersalah oleh manusia maupun pengadilan dunia (ay.3). Bagi Paulus itu tidaklah penting. Itu tidak berarti apa-apa. Mengapa? Sebab bagi Paulus hal penting yang perlu menjadi penekanan adalah Ketika tiba saatnya, Tuhan datang menghakimi (ay.4b). Tetapi sekarang Tuhan belum datang (ay.5). Selanjutnya apa yang dilakukan Paulus jika waktu itu belum tiba? Sambil menanti penghakiman Allah, ia akan terus bekerja dengan baik. Karena ia telah dipercayakan itu. Baginya, selama masih di dunia, selama kehidupan masih Tuhan beri, Paulus memilih menjadi pribadi yang giat, yang dianggap oleh Tuhan sebagai pekerja yang dapat dipercayai (ay.2).
Hari ini, kita belajar lagi hal penting. Bukan soal “apa kata manusia tentang kita” yang menjadi fokus kita, melainkan “apa kita menurut Tuhan nanti”. Menjadi pribadi yang dipercayai Allah itulah yang terpenting bagi Paulus. Dunia boleh menghakimi kita, tapi yang terpenting kiranya kita dinyatakan benar oleh Allah kelak karena dipercayai oleh-Nya.
GB.115 : 2
Doa : (Tuhan, mampukan kami mengerjakan kebenaran-Mu)