Renungan pagi, 13 Mei 2020
KJ 365b : 1, 2 – Berdoa
1 Korintus 7 : 8 – 9
“Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.” (ay 8)
Kawin, tidak ya? Umumnya nasihat yang disampaikan kepada yang masih lajang adalah supaya segera kawin, maksudnya berumah tangga. Tiddak kawin dianggap pilihan hidup yang nggak normal. Normalnya, setiap orang harus kawin. Begitu anggapannya. Lalu bagaimana dengan para pastor atau imam Katolik? Orang yang tidak paham akan berkomentar: “Itu nggak wajar, karena “melawan” peintah Kejadian 1: 24.” Bagaimana dengan Paulus, yang merasa sangat gembira kalau ada orang yang memilih jalan hidup tidak kawin seperti dirinya. Tentunya, pilihan hiidup yang dijalani oleh mereka pastor/imam Katholik adalah hidup berkaul (janji) untuk selibat. Selibat tidak sama dengan tidak kawin. Ada orang yang tidak kawin, tetapi tidak selibat. Selibat adalah suatu cara untuk mencinta meski dirinya sulit untuk menjelaskannya tetapi konkrit dalam tindak kehadiran di antara sesama. Selibat adalah ungkapan mencinta yang terbuka, yang dihayati dalam persahabatan dengan semua orang, bebas mengadakan relasi dengan mempersembahkan dan mengurbankan sesuatu yang bermakna bagi banyak orang disekitarnya.
Pada suatu sisi, kawin atau tidak kawin merupakan pilihan bebas setiap pribadi namu pada sisi lain, menurut Paulus,a da intervensi Allah. Dengan mengatakan bahwa “tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu” (ay 7). Paulus menunjukkan penilaian positif terhadap intervensi Allah yang mengantar setiap orang pada kebebasan diri hawa nafsu adalah karunia Allah tetapi pilihan untuk kawin/berumah tangga itu juga suatu karunia Allah. Keduanya itu adalah pilihan hidup. Kawin atau tidak kawin (berumah tangga) adalah karisma dan menjadi panggilan untuk melaksanakan kehendak Allah.
KJ 365b : 3, 4
Doa: Ya Roh Kudus, tolonglah kami menyatakan kehendakMu dalam hidup kami, baik sebagai pribadi maupun sebagai yang hidup dalam perkawinannya. Amin.