Renungan Malam 14 Mei 2020

KJ.436 : 1 – Berdoa

Yakobus 1 : 12 – 18
… janganlah ia berkata, “Godaan ini datangnya dari Allah, … (BIMK/BIS. ay.13)

Memang sudah sejak zaman baheula manusia itu gak mau disalahkan. Sudah dari sononya begitu. Sudah bawaan hidupnya. Sifat yang seperti itu, gak mau disalahkan, sudah diceritakan dalam fragmen di Taman Firdaus (Kej.3). Si laki-laki nuding perempuan, lalu yang perempuan nuding ular … t’rus ular nuding siapa? Sering menjadi bahan diskusi tentang sumber kejahatan bahwa adanya penderitaan atau kesusahan manusia adalah akibat perbuatan jahat manusia sendiri. Apabila ditelusuri ke belakang. Lho! Tuhan-kah sumber segala kejahatan? Masa Allah menciptakan hal baik dan hal yang jahat? Karena cenderung tidak mau dipersasalahkan maka perlu ada korban yang menjadi kambing hitam, entah orang lain atau lingkungan yang sebenarnya ngga tahu apa-apa. Jadi meskipun dirinya sadar bahwa ia bersalah atau berdosa, seseorang cenderung menyalahkan cara atau proses yang membuat dirinya dalam keadaan salah/berdosa tadi. Rupanya, penulis Yakobus menegur mereka yang berpikir seperti itu. Menurut Yakobus, seorang akhirnya berbuat jahat karena godaan dan akhirnya menarik dan memikat demi memenuhi keinginannya sendiri (ay.15). Dia sendiri yang mengambil keputusan memenuhi nafsu atau keinginan jahat maka sekarang dia jugalah yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

Allah bukan sumber kejahatan sehingga Ia pun tergoda untuk sengaja mencobai serta mendorong manusia berniat atau menumbuhkan nafsu jahatnya. Allah justru hadir untuk menolong manusia untuk dapat mengendalikan diri karena nafsu yang muncul dalam hati dan pikirannya, Allah hadir mendatangkan yang baik bagi manusia, melalui Firman Kebenaran, yakni Kristus (ay.17). oleh Firman, kita dituntun sebagai “anak sulung” agar mampu menyikapi berbagai kecenderungan melakukan kejahatan dan dosa dan beroleh mahkota kemenangan kekal. Bergaulah terus dengan firman-Nya.

KJ.436 : 2,3

Doa : (Ya Roh Kudus, tolonglah agar hamba-Mu mampu mengendalikan dan mengekang diri dari kecenderungan untuk melukai diri sendiri dan sesama.Amin)