Renungan Pagi, 16 Mei 2020

KJ 282 : 1, 2 – Berdoa

Yakobus 4 : 1 – 5
“Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?” (ay 4b)

Seperti kepada jemaat-jemaat yang menerima surat Yakobus, kepada kita juga diajukan pertanyaan amat mendasar untuk mengambil keputusan etis: turuti keinginannya sendiri atau turuti kehendak Allah? Allah menciptakan manusai tidak seperti robot dan dengan remote control. Manusia diciptakan dengan memiliki kehendak beabs sehingga bebas berkeinginan (freedom of desires). Salah satu keinginannya adalah kesenangan duniawi, seperti harta, gengsi, martabat, gelar dan berbagai kenikmatan sehingga nafsunya terpuaskan. Semua keinginan itu bertujuan untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Ia puas bila keinginan atau kepentingannya diperoleh. Agar keinginannya terpenuhi, tidak jarang ia akan menempuh upaya-uupaya menurut rencana dan perhitungannya sendiri. Tak perduli apakah caranya itu benar atau tidak.
Naluri alami memunculkan kebebasan untuk berkeinginan sehingga membuka pintu bagi sang anak manusia untuk memperoleh segala yang bisa mendatangkan kenikmatan bagi dirinya. Kenikmatan dunia berpotensi melahirkan pertikaian dan dendam, seperti rebutan warisan, menginngini atau iri atas milik orang lain dan pada akhirnya membuaut orang tanpa disadari telah dikendalikan hawa nafsu. Ia membiarkan dirinya mengingini berbagai macam hal, padahal keinginan duniawi dapat mengakibatkan bencana bagi orang lain bahkan dirinya sendiri. Tidak demikian halnya dengan mengikuti kehendak Allah.
Kehendak Allah tidak sejalan dengan upaya dirinya memperoleh manusia yang dituruti cenderung membuat manusia bertengkar, terpecah dan saling menyingkirkan oleh karena upaya memenuhi nafsunya. Di sana-sini orang saling berebut, sedangkan menuruti kehendak Allah justru dapat mendekatkan atau menyatukan manusia. Dengaan demikian, mengikuti kehendak Allah membuahkan kebahagiaan dalam keluarga maupun dalam perhimpunan-perhimpunan lainnya. Seorang yang mulai menaati diri sendiri demi nanfsunya. Berarti ia mulai menolak sesama dan Tuhan.

KJ 282 : 3, 4

Doa: Ya Roh Kudus, tolonglah agar mulai pagi ini hambaMu berani untuk lebih menuruti kehendakMu. Amin.