Renungan Malam 24 Mei 2020

KJ.21 : 1-2 – Berdoa

Yoel 1 : 13 – 20
Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; ……, dan berteriaklah kepada TUHAN. (ay.14)

Tulisan karya Fathul Rakhman mengangkat ritual ”Selamat Asuh”, pembersih Adat Bayan yang dilakukan ketika bencana. Tulisan ini mengungkapkan cara pandang masyarakat Adat Bayan di Lombok Utara terhadap gempa yang mengguncang Lombok, bulan Juli-Agustus 2018. Bagi mereka, gempa yang berlangsung lama itu merupakan petunjuk betapa besarnya pelanggaran manusia terhadap alam. Digelarlah ritual pembersih mulai hari kedua gempa hingga akhir pekan Agustus. Ini contoh upaya manusia dalam menyikapi bencana.

Bagaimana sikap umat Tuhan berhadapan dengan bencana? Seruan Yoel menjadi contoh.
Yoel menyerukan para imam dan pelayan TUHAN sebagai pengantara umat, berdoa dan meratap dengan kain kabung (ay.13). Inilah sikap merendahkan diri kepada TUHAN. Selain itu, disetukan agar para tua-tua, pemimpin rakyat dan penduduk melakukan puasa dan doa. Tujuannya, memperlihatkan pertobatan kepada TUHAN. Jadi dalam pandangan Yoel, untuk menghadapi bencana itu, seluruh umat harus bertobat dengan melilitkan kain kabung, berpuasa dan berdoa bersama memohon pertolongan TUHAN.

Firman Tuhan mengajar kita tentang pentingnya untuk berseru memohon pengampunan kepada Tuhan ketika berada dalam situasi pergumulan karena TUHAN dapat memakai bencana sebagai cara mengingatkan kita. Berdoa dan berpuasa menjadi salah satu cara penyerahan diri dan pertobatan di hadapan Tuhan.

KJ.21 : 3

Doa : (ya Tuhan, kami penuh kelemahan dan keterbatasan. Ampunilah dan tolonglah agar kami taat kepada-Mu)