Renungan pagi, 26 Mei 2020

GB 246 : 1 – Berdoa

Yoel 3 : 9 – 11
“Bergeraklah dan datanglah, hai segala bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpulah.” (ay 11)

Menjadi negara terkuat itulah Harapan Bangsa-Bangsa. Menjadi orang terhebat itulah cita-cita setiap orang. Namun apakah menjadi yang terkuat juga menjadi penolong bagi sesama? Seyogyanya negara atau orang yang hebat untuk melindungi yang lemah, menolong yang tertindas dan bertindak mencegah kekerasan. Hal ini jauh lebih baik dan terpuji. Tetapi yang sering terjadi sebaliknya. Yang terkuat sering mengadu kekuatan nya lewat perang. Membanggakan diri sebagai yang tidak tersaingi, menjadi penindas, angkuh, membanggakan diri sendiri dan lupa bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang lemah dan terbatas.
Menggambarkan keadaan bangsa-bangsa penguasa, penindas, memperbudak, pelaku kekerasan tanpa belas kasihan, berperang dan memporak-porandakan hidup sesama, khususnya umat Tuhan. Pada saatnya akan berhadapan dengan Allah sebagai Hakim. pada hari Tuhan, Allah menantang mereka. Allah memerangi bangsa-bangsa yang menghancurkan bangsa lain dengan kejam. Bahkan yang memperlakukan umatNya tanpa belas kasihan. Allah menyatakan keadilannya dan menghukum pelaku kekerasan.
Allah menjadikan kita sebagai kawan sekerjaNya. Ia memberkati kita untuk hidup bagi sesama. Prinsip ini berlaku bagi setiap orang, Apakah berhasil maupun tidak berhasil, menjadi kuat maupun menjadi yang lemah. Semuanya hidup dalam saling menolong untuk meraih kesejahteraan bersama. Semuanya dilakukan dengan takut akan Tuhan. Sebab Tuhan adalah pemilik hidup kita.

GB 62 : 1, 5

Doa: Ya Tuhan, jadikan hidupku bermanfaat bagi sesama untuk kemuliaan namaMu. Amin