Renungan pagi, 30 Mei 2020
GB 300 : 1 – Berdoa
Amos 6 : 6 – 9
“Yang minum anggur dari Bogor dan berurat dengan minyak paling baik tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan Yusuf!” (ay 6)
Gereja-gereja sering membolos tata cara ibadah nya agar menarik warga. Upaya seperti ini tentu merupakan usaha yang baik. Agar selera warga diperhatikan. Kita datang menikmatinya dan terpuaskan. Namun kecenderungan seperti ini hanya merupakan kepuasan sesaat. Begitulah Nabi Amos mengkritik ibadah Israel di Bethel. Ibadah perjamuan Tuhan yang telah ditetapkan sesuai Taurat dikemas sebagai pesta untuk pembesar. Kemasannya meniru agama Kanaan. Mereka makan perjamuan sambil menari dan berjingkrak Amos menyerukan menyebrang lah ke Kalne, Hamat dan Gat. Lihatlah kehancuran ibadah yang riuh rendah. Perjamuan mereka dengan sorak-sorai tetap hilang lenyap. Janganlah meniru ibadah perjamuan seperti itu. Para pemimpin telah mengubah kerja menjadi untuk memuaskan seleranya. Situasi ekonomi yang membaik membuat mereka hidup dalam kemewahan. Mereka tempat tidur dari gading. Duduk berjuntai di ranjang dengan sukacita makan daging anak domba yang empuk. Diiringi dengan nyanyian dan tarian yang menghibur sambil minum anggur dan kepala berurap minyak. Tuhan tidak menginginkan ibadah seperti itu!
Kita diingatkan bahwa ibadah merupakan perjumpaan kita dengan Tuhan. Allah hadir dalam kekudusan nya menyapa kita. Kita menghadap Allah bukan dengan membanggakan diri tetapi dengan rendah hati dan mengaku dosa. Perjamuan kita adalah mengenang dan mengalami penderitaan Yesus. Allah rela mati untuk kita yang berdosa. Ia mengasihi, mengampuni dan memperlengkapi kita untuk berbuat adil dan mengasihi sesama.
GB 300 : 2
Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk beribadah dengan benar sesuai kehendakMu. Amin.