Renungan pagi, 2 Juni 2020

KJ 74: 1 – Berdoa

Kejadian 4: 1 – 16
“Firman Tuhan kepada Kain: “Dimana Habel adik mu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu apakah aku penjaga adikku?” (Ay 9)

Melanggar perintah Allah membuat manusia diusir keluar dari taman Eden. Manusia kembali ke kehidupan semula di Padang gurun. Kesenangan manusia dalam situasi susah di Padang gurun adalah bersetubuh dengan istrinya dan memperoleh anak. Tentu tujuan bersetubuh bukan semata untuk memperoleh keturunan. Persetubuhan adalah ke inti man laki laki dan perempuan untuk memperoleh kenikmatan lahir batin di tengah kesusahan hidup. Manusia telah putus relasi intim dengan Tuhan dan ciptaan lain di taman Eden, sehingga hanya bisa intim dengan istrinya.

Ketika melahirkan Kain (artinya memperoleh) Hawa memuji Tuhan yang telah menolongnya. Tetapi ketika melahirkan Habel (artinya nafas atau sementara) Hawa tidak memuji Tuhan. Apakah karena hidup Habel hanya sementara? umur Habel memang sementara karena dibunuh oleh Kain. Namun demikian, dalam umurnya yang sementara, Habel belajar untuk memberikan persembahan terbaik kepada Tuhan: lemak-lemak dari anak sulung kambing domba sehingga diindahkan Tuhan. Kain dan persembahannya tidak diindahkan Tuhan karena motivasinya tidak baik dalam memberi persembahan; dia memberikan sebagian. Kain akhirnya iri, panas hati, muka muram dan marah terhadap Habel sehingga membunuhnya. Pembunuhan Habel menjelaskan bahwa kain menolak tugas sebagai penjaga sesama. Kain juga tidak mau berkata jujur ketika membunuh adiknya. Kuasa dosa telah merasuki hati Kain. Kain dihukum. Ia menjadi orang terbuang dari tanah hidup terancam secara sosial maupun ekonomi. Tanah tidak lagi memberikan hasil penuh. Walaupun demikian, Tuhan tetap melindungi Kain.

Roh Kudus dicurahkan untuk membarui hati pikiran dan tindakan kita sebagai penjaga kehidupan sesama. Berbuatlah baik kepada Allah dan sesama maka kita akan menang atas kuasa dosa yang selalu berusaha menggoda.

KJ 74: 2

Doa: Tuhan tolong ingatkan kami untuk menjaga kehidupan sesama. Amin.