Renungan pagi, 9 Juni 2020
KJ. 254 : 1, 2 – Berdoa
Efesus 2 : 11 – 18
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan (ay.14)
Dalam serial Kung Fu berjudul Pedang Pembunuh Naga, di kisahkan tentang seorang pendekar, bernama Zhang Wuji. Ia berusaha mendamaikan para pendekar yang bertikai. Zhang Wuji mampu menyatukan para pendekar yang saling bermusuhan. Ia berusaha mengubah cara berpikir para pendekar yang menilai seseorang bukan dari benar/salah perilakunya, tetapi dari lebel baik dan jahat yang sudah diberikan kepada sebuah perguruan. Ia ingin para pendekar mengubah cara berpikir supaya mereka dapat hidup damai satu dengan yang lain.
Paulus melalui teks ini juga berbicara tentang peran Yesus Kristus dalam mendamaikan orang-orang percaya yang bersunan dan tidak. Inti pesan Paulus adalah Kristus telah menghilangkan perseteruan dan mendamaikan keduanya melalui kematian-Nya. Pendamaian oleh Kristus membuat mereka bisa beribadah bersama-sama kepada Bapa (ay.18). Untuk itu mereka diminta sungguh-sungguh menjadi manusia baru (ay.14, 15). Ciri manusia baru adalah tidak membangun kembali tembok yang memisahkan kedua pihak. Kerena tembok tidak ada lagi, mereka bisa hidup saling berdampingan. Bisa hidup berdampingan berarti mau saling menerima perbedaan di antara satu dengan yang lain dan berusahan memujudkan damai sejahtera dalam kebersamaan (ay.17). Pihak yang satu tidak boleh melihat golongan yang lain lebih buruk dari dirinya.
Pesan Paulus ini mengingatkan orang percaya, khususnya warga GPIB untuk bisa membangun hidup damai bersama semua yang di sekitarnya. Jadi, setiap orang percaya harus mengetahui tembok-tembok pemisahnya, tahu hal-hal yang membuat mereka tidak bisa hidup damai dengan yang ada di sekitarnya. Tembok-tembok ini harus diruntuhkan agar pemusuhan tidak dipertahankan, sebaliknya mempertahankan damai sejahtera.
KJ 254 : 3, 4
Doa : (Ya Tuhan, tolong mampukan kami menjadi pendamai dalam hidup ini, agar tembok pemisah itu rubuh. Amin)