Renungan Malam 26 Juni 2020
KJ.453 : 1 – Berdoa
Amsal 18 : 24
Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. (ay.24)
Sotoran filosofis Salomo tentang sesama kita, menarik untuk disimak. Sesama kita yang pertama adalah saudara. Gradasinya dari saudara kandung, sampai yang satu kampung. Sesame kita yang kedua adalah teman. Gradasinya dari teman satu kampung, sampai rekan kerja. Teman yang sangat akrab adalah sahabat memiliki motivasi yang jujur dan tulus. Persaudaraan bisa menjadi longgar, karena berbagai alasan, tapi sahabat karib adalah teman yang hatinya selalu dekat dengan kita. Orang pertama yang menolong, jauh sebelum saudara kita sendiri sempat mengulurkan tangan.
Istilah yang sering digunakan untuk melukiskan hubungan kita dengan Yesus adalah ‘sahabat’. Dia begitu dekat dengan kita. Ia tahu dan pernah mengalami semua bentuk kesedihan yang kita alami. Ia pun mengalami semua bentuk ketidakadilan dan malu yang pernah melanda diri kita. Dia dekat dan memberi kekuatan pada saat-saat sulit, agar kita memandang pergumulan sebagai tantangan yang harus dimenangkan. Dia dekat pada saat-saat sukses, agar kita memandang keberhasilan dalam sukacita sebagai sesuatu yang kudus yang harus dipersembahkan sebagai syukur, bukan hura-hura yang bisa mendatangkan hura-hura.
Jangan takut datang kepada Yesus Kristus, dan menjadikan Dia sebagai sahabat. Sebab Dia selalu menunggu kita yang menceritakan derita hati, Dia berucap lembut, “Anak-Ku… Aku mengerti deritamu. Bukan karena engkau sudah mengungkapkannya kepadaKu, tetapi karena Aku sudah jauh lebih dahulu mengalaminya”. Untuk Sahabat yang seperti ini, bagi Tuhan yang mengerti semua keluh dan gumul, kita hanya dapat menjawab-Nya dengan syukur dari kedalaman jiwa. “Terima kasih Tuhan, aku tidak dibiarkan sendiri.”
KJ.453 : 2
Doa : (Ya Bapa, mohon berikanlah hati dan pikirkan yang tulus dan jujur supaya mampu menampilkan Yesus Kristus sebagai sahabat karib kami melalui perilaku kehidupan hari lepas hari.Amin)