Renungan pagi, 6 Juli 2020

GB 327: 1, 2 – Berdoa

Hakim-hakim 4: 1-9
“dan Aku akan menggerakkan Sisera, …menuju engkau.. dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” (ay 7)

Semua orang pasti pernah merasa gentar. Gentar memang perasaan yang manusiawi. Perasaan ini umumnya muncul ketika kita measa kurang percaya diri. Kita merasa bahwa sesuatu yang akan kita hadapi memiliki kekuatan, peluang dan popularitas yang jauh lebih hebat daripada kita. Alhasil, rasa gentar pun melumpuhkan potensi dan talenta yang Tuhan karuniakan, bahkan iman kepadaNya.

Inilah yang dialami oleh Barak bin Abinoam dari Kadesh di Naftali. Rasa gentar kepada Sisera, panglima perang Yabin (raja Kanaan) telah membuatnya gagal untuk beriman baik kepada janji penyertaan Allah maupun janji kemenangan yang diberikanNya. Alhasil, Barak pun tidak berani maju berperang seorang diri. Ia bahkan meminta Debora, nabiah dan hakim Tuhan, untuk turut serta berperang dengannya melawan Sisera yang mempunyai 900 kereta besi dan pasukan yang hebat.

Rasa gentar Barak sungguh kontras dengan rasa percaya diri Debora. Debora mampu bersikap demikian bukan karena ia memiliki strategi perang yang hebat. Bukan pula karena ia memiliki pasukan dengan perlengkapan perang yang lengkap. Sebaliknya, rasa percaya diri Debora berakar pada iman kepada Allah yang setia mengasihi Israel dan yang selalu sedia menolong umatNya itu dalam perjuangan mereka mengalahkan musuh.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih sering merasa gentar? Jika ya, kalahkanlah rasa gentar itu dengan iman kepada Allah. Percayalah, tidak ada persoalan tanpa jalan keluar. Tidak ada kesusahan tanpa bantuan. Tidak ada tantangan tanpa kekuatan. Bahkan tidak ada pergumulan tanpa kehadiran Tuhan. Dia selalu ada bagi kita: siapapun dan apapun yang kita hadapi; kapanpun dan di manapun kita membutuhkanNya. Selamat berjuang bersama Tuhan. Dia beserta kita!

GB 327: 3

Doa: Ya Allah, kuatkanlah iman percayaku dalam menghadapi tantangan dan pergumulan. Amin.