Renungan Pagi, 11 Juli 2020
KJ 323: 1, 2, 3 – Berdoa
Hakim-hakim 15: 1-8
“Kemudian pergilah orang Filistin ke sana dan membakar perempuan itu beserta ayahnya.” (ay 6b)
Siapakah yang suka diperlakukan dengan semena-mena? Tidak ada! Setiap orang menhinginkan hidup sejahtera, aman dan bahagia. Meski demikian, ada aja yang gemar mencari gara-gara dengan mencampuri dan merusak kehidupan orang lain.
Inilah yang terjadi dalam kisah rumah tangga Simson. Perkawinan Nazir Allah dari suku Dan itu kandas karena perbuatan ayah mertuanya. Ia menyerahkan putrinya yang masih berstatus Istri Simson kepada laki-laki lain. Ibarat barang, perempuan itu tidak berdaya melawan kuasa patriarkhi yang mengaturnya. Ia kalah suara untuk menolak kehendak ayahnya.
Simson telah mengetahui kebenaran itu naik pitam. Kemarahannya telah mengusasai dirinya hingga melumpuhkan kemampuannya untuk berpikir jernih dan bertindak adil. Ia pun menbakar seluruh ladang gandum dan kebun orang Filistin kendati mereka sama sekali tidak terlibat dalam persoalan pribadi yang sedang terjadi.
Lingkaran kekerasan semakin menjadi-jadi. Orang Filistin sepakat membalas perbuatan Simson dengan cara keji. Mereka membakar hidup-hidup sang ayah mertua dan putrinya, yakni perempuan yang kembali kehilangan suara dihadapan massa. Tidak punya daya apapun hingga terpaksa pasrah menjadi alat pemuas amarah.
Apakah amarah itu berhenti? Sama sekali tidak! Simson, sang hakim, kembali main hakim sendiri. Nyawa ganti nyawa. Demikianlah ia menuntut keadilan bagi dua orang yang ternyata sangat dikasihinya. Simson memukul orang-orang Filistin dengan hebat. Ia bahkan meremukkan tulang-tulang mereka (ayat 8).
Saudaraku, kisah pilu ribuan tahun lalu ini menyadarkan kita tiga hal. Pertama, perbuatan semena-mena hanya mendatangkan celaka dan kematian. Kedua, amarah selalu menutupi akal sehat dan melumpuhka kita berbuat benar. Ketiga, kekerasan bukanlah jalan menunjukkan kehebatan. Kekerasan adalah bukti kebodohan!
KJ 323: 4, 5
Doa: Ya Allah, jagalah hatiku dari amarah agar aku tidak melukai sesama dengan kekerasan. Amin.