Renungan pagi, 12 Juli 2020
GB 62: 1, 2, 3 – Berdoa
1 Korintus 1 : 1 – 9
Demikianlah kamu tidak kekurangan… Ia juga akan meneguhkan kamu… sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. (ay. 7,8)
Motif dan motivasi kuat yang sangat mendorong Paulus tetap mengucap syukur dalam pelayanannya adalah kasih karunia Allah. Kasih karunia dan anugerah Allah yang telah menyelamatkannya dari kebinasaan. Itulah anugerah Allah terbesar dalam hidup dan pelayanan Paulus sebagai rasul Tuhan. Karena itu Paulus begitu besar rasa syukurnya terhadap umat yang telah memperoleh kasih karunia dan anugrah Allah dalam Kristus Yesus. Paulus bersama rekan sepelayanannya menyalami serta mensyukuri umat Kristus di Korintus yang telah menerima kasih karunia Allah. Berdasarkan informasi yang Paulus terima, bahwa umat Tuhan di Korintus begitu kaya aneka karunia pelayanan dari Allah. “Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahakanNya kepada kamu dalam Kristus Yesus” (ay 4). Aneka karunia yang ada dalam Jemaat Kristus di Korintus adalah kekayaan yang tak terhingga bagi umat. Kasih karunia Allah itu akan memperlengkapi dan meneguhkan iman mereka sampai kepada kesudahannya. Kasih karunia Allah ini menjadi alat dan sarana bagi umat untuk saling melayani sesama serta membangun kehidupan persekutuan jemaat.
Salah satu peran dan fungsi panggilan pengutusan gereja adalah pelayanan. Kata pelayanan dalam gereja sangata berkaitan erat dengan Tuhan Yesus Sang Pelayan yang Agung dan Benar. Karena itu apapun dan bagaimanapun wujud pelayanan yang kita emban merupakan pengejahwantahan iman kita terhadap kasih karunia Allah. Dalam hal demi untuk memuliakan namaNya semata-mata di dunia ini. Tak pantas bagi kita bila memahami pelayanan itu sebagai beban hidup. Sudah selayakknya pelayanan itu diterima sebagai berkat bagi kita. Baiklah kita menempatkan pelayanan gereja dalam masyarakat bangsa selaku kontribusi kita terhadap kasih karunia Allah. Jika tidak, maka akan muncul banyak kepentingan mengatas namakan pelayanan yang bisa merusak hidup bergereja kita di tengah masyarakat bangsa. Hal itu bisa mengakibatkan perpecahan dan pengelompokan antar sesama umat yang percaya keapda Tuhan Yesus (ay 12, 13). Oleh karena itu, marilah kita menyambut dengan sukacita dan penuh syukur tugas pelayanan sebagai respon atas kasih karunia Allah, yaitu kasih karunia Allah yang dianugerahkan dalam Kristus Yesus Juruselamat kita.
GB 62: 4, 5
Doa: Kami bersyukur atas kesempatan pelayanan yang Tuhan ijinkan untuk dilakukan. Amin.