Sabtu, 1 Agustus 2020
KJ 392: 1 – Berdoa
Yosua 24: 25-28
“…supaya kamu jangan menyangkal Allahmu.” (ay 27b)
Sesudah umat Israel menyatakan komitmen mengikuti Tuhan, Allah Israel dan hidup menurut segala petunjuk-Nya, maka Yosua mendirikan sebuah tugu batu sebagai peringatan akan pembaruan perjanjian tersebut. Tugu batu itu menjadi simbol yang mengingatkan umat agar mereka tetap setia pada janji merekak dan terutama kepada Tuhan yang sudah mewujudkan janji warsian tanah pusaka. Pada masa itu, tugu batu biasa dijadikan sebagai saksi atas perjanjian resmi yang telah dibubat.
Mengapa Yosua menekankan perlunya ketetapan hati umat untuk menyembah kepada Allah dan hidup menuruti segala Firman-Nya selama mereka berdiam di negeri perjanjian itu? Sebab, penduduk negeri Kanaan – penduduk asli setempat, adalah orang-orang yang menyembah dewa/dewi (ilah-ilah). Sekalipun penduduk setempat dihalau dari daerah kepunyaan mereka tetapi mereka tetap ada disekitaran kediaman umat Israel. Ritual agama orang Kanaan bisa mempengaruhi kehidupan rohani umat Israel. Akibatnya, umat dapat melupakan Tuhan dan segala perbuatan-Nya. Mereka bisa jatuh pada sikap hati yang menyangkal Allah. Di samping itu, pengaruh penyembahan ilah asing dapat merusask mentalitas dan moral umat Israel karena tidak ada tuntunan yang mengajarkan mereka tentang pentingnya hidup mengasihi sesama.
Zona nyaman, jauh dari rintangan maupun hidup yang penuh tekanan dapat menjadi godaan bagi kita untuk menyangkal Tuhan. Kita bisa pongah karena merasa kenyamanan yang diperoleh berasal dari kekuatan sendiri. Kita pun dapat merasa putus asa karena tidak ada jalan keluar. Dua kondisi itu bisa menimpa orang percaya kapan saja. Penegasan Yosua agar umat Allah memegang komitmen pada janji Tuhan dapat menolong kita, sebagai umat-Nya, terhindar dari sikap hati yang menyangkal Tuhan Yesus. Amin.
KJ 396 : 1, 3
Doa: Ya Tuhan Yesus, Engkaulah segala-galanya dalam hidupku. Aku mau mengikut-Mu selama-lamanya.