Renungan pagi, 12 Agustus 2020
GB 199: 1, 2, 3 – Berdoa
Kejadian 1: 24-31
“..Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (ay 27)
Kata seorang bapak kepada anaknya, “Nak, kalau mau tahu dirimu waktu kecil, lihatlah anakmu ini.” Memang ada kemiripan diwariskan orangtua ke anaknya, missal: fisik (wajah, postur, daya tahan tubuh), karakter kecerdasan, dsb. Ini dapat mengidentifikasi siapa orangtua si anak, dan sebaliknya.
Manusia dicipatakan menurut gambar dan rupa Allah. Sebutan ini hanya bagi manusia, sehingga manusia lebih mulia daripada makhluk lain. Namun, karena dosa manusia sebagai gambar (Ibr. Tselem), pada hakekatnya makhluk yang rapuh, dapat rusak dan binasa. Juga rupa (Ibr. Demuth), memiliki sifat yang dapat berubah. Kisah kejatuhan manusia dalam dosa dan kejahatan Kain menjelaskan ini semua (3: 1-6, 4: 1-8, 6: 5; band. Mzm 51: 7). Generasi ganti generasi, kejahatan, ketidakbenaran hidup manusia semakin bertambah.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa di akhir zaman ini akan terjadi kekerasan, penganiayaan (Mat 10: 16-23). Kita bertanggung jawab menjaga agar kita selalu hidup mencerminkan kemuliaan-Nya. Hanya hidup dalam Kristus, Gambar dan Rupa Allah sejati itu, natur manusia dipulihkan, karena di dalam Dia kita dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru, mengenakan manusia baru (1 Kor 15: 45, Roma 8: 29). Ini menjadikan kita anak-anak Bapa, ahli waris kerajaan-Nya (Gal 4: 7). Sebagai anak dan ahli waris-Nya, gereja harus mampu membimbing para remaja melakukan kehendak-Nya berlaku: jujur, adil, benar, hidup dalam kasih yang semuanya akan menghadirkan damai sejahtera-Nya di bumi. Ini semua kita kerjakan agar melalui kehadiran kita di bumi ini, semua orang akan mengenal Bapa kita di sorga.
KJ 65: 1, 2
Doa: Ya Bapa di sorga, tolong ingatkan kami untuk selalu menjaga natur manusia kami sebagai manusia baru. Biarlah kami anak-anak-Mu selalu mewarisi perilaku yang sesuai kehendak-Mu.