Renungan Malam 12 Agustus 2020
KJ.62 : 1,6 – Berdoa
Kejadian 2 : 1 – 7
TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (ay.7)
Ketika organ vital tubuh manusia (jantung, paru, otak) berhenti berfungsi secara permanen, maka manusia dinyatakan mati. Ini membuktikan bahwa tidak satu manusia pun yang abadi, semua pasti mati! Tidak ada penjelasan apa pun yang mampu mengungkapkan rahasia kemarian manusia, kecuali memahaminya dalam terang rancangan TUHAN.
Rancangan Allah menjadikan manusia dapat dilihat di kitab Kejadian 2:7. “Allah membentuk manusia dari debu tanah.” Manusia ada, karena ada yang berkarya, dan ada bahan membentuknya: debu tanah, yang tidak mungkin dibentuk. Hal ini menegaskan bahwa manusia dibentuk menjadi “ciptaan” yang sama dengan karya pematung/seniman ukir dan nilainya seperti barang seni. Apa pun “ciptaan” di muka bumi, punya masa eksis (kadaluwarsa). Namun, Allah menciptakan manusia tidak hanya dengan karya, tetapi juga kuasa-Nya (C Barth). Itu sebabnya ketika Allah memberikan nafas (Lbr.nefesy), maka manusia yang debu tanah itu “hidup”, sekaligus memosisikannya – yang hina dan rendah (dari tanah/bumi tempat berpijak) – menjadi berarti dan mulia (Mzm.8); makhluk jasmani dan rohani.
Banyak orang menjalani hidup hanya dengan kekuatan ekonomi, tanpa memedulikan Allah. Sikap hidup seperti ini membuat manusia angkuh, hidup dalam kepalsuan di hadapan TUHAN, serta menipu dirinya. Sebagai makhluk jasmani dan rohani, kita hendaknya memahami hidup dalam iman yang benar, bahwa tubuh ini milik-Nya. orang yang menghargai hidup, akan mengakui hidupnya dari dan milik TUHAN; ia hidup hanya oleh kemurahan-Nya. Segala berkat yang ada padanya diperoleh dari TUHAN, Sumber Berkat. Karena itu, “Berupayalah tidak hanya menjadi manusia sukses, tetapi juga bernilai” (Albert Einstein)
GB.226 : 1,3
Doa : (Ya Bapa di sorga, tolong ingatkan kami untuk selalu menghargai hidup dengan berupaya tidak hanya menjadi orang sukses, tetapi juga menjadi bernilai bagi sesama)