Renungan Malam 13 Agustus 2020

GB.347 : 1,2 – Berdoa

Roma 12 : 16 – 21
… hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang (ay.18)

Magnet (besi berani) memiliki medan listrik dan dapat menarik besi lain. Ia memiliki kutub: Utara (N, North) dan Selatan (South). Jika kedua kutub yang sama (N dan N, S dan S) didekatkan, magnet akan saling menolak, begitu sebaliknya jika kutub yang berbeda didekatkan akan saling melekat (N dan S). persaingan individu dalam hidup bermasyarakat sering menimbulkan ketegangan satu dan lainnya. Jadi, dalam hidup masyarakat harus ada memberi dan menerima.

Mewujudkan perdamaian dengan semua orang sekalipun sulit dan dilematis, harus tetap dilakukan orang percaya. Paulus pun tidak menyangkali kelemahannya, ia mengerti dirinya manusia, “tubuh (daging)” yang lemah, rapuh, dan jahat (Kej.4;2 Kor. 12:9). Itu sebabnya terhadap hal ini ia katakana “sedapat-dapatnya (terj. 1969: Djikalau boleh)”. Berdamai dengan semua orang tidak mengabaikan kehendak manusia, tetapi menjadi prioritas untuk terus mengupayakannya dengan bergantung pada Kristus yang mengasihi semua orang. Paulus menegaskan: (1) Berbagai dampak interaksi diantara sesama harus diserahkan pada Kristus, (2) Melawan kejahatan (musuh) dengan kebaikan secara proaktif. Hidup dengan rendah hati (ay.16).

Hal terbaik untuk diberikan kepada musuhmu adalah ampunan; lawan, toleransi; teman, hatimu; anak, contoh yang baik; ayah, rasa hormat; ibu, kebanggaan; diri sendiri, kehormatan” (Benjamin Franklin). Jalan memperoleh damai, turut ditentukan oleh bagaimana kita memahami dan melaksanakan fungsi, peran, cara dengan tepat dalam interaksi dengan semua orang. Hanya dengan menghormati orang lain, kita menjadi benar-benar berguna dalam menghadirkan damai bagi semua orang. Di sini tidak saja dibutuhkan kerjasama, tetapi juga pengertian yang dalam dan bersumber dari kasih Kristus.

KJ.255 : 1,2,3

Doa : (Ya Roh Kudus, sertai kami senantiasa, agar di mana pun kami hadir, kami mampu menjadi alat pendamai-Mu bagi dunia)