Renungan pagi, 13 Agustus 2020
GB 192: 1, 3 – Berdoa
Roma 12: 9-15
“Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.” (ay 10)
Ketegangan kerap terjadi di antara orang-orang yang tidak mau mengalah untuk mendapatkan tempat strategis dan terhormat. Kata “silahkan” untuk orang yang mau mendahului sangat jarang diungkapkan dengan tulus, apalagi terhadap orang yang lebih rendah statusnya. Ini menunjukkan, mengutamakan orang lain tidak mudah, karena umumnya manusia mau lebih diutamakan.
Surat Paulus yang berisi etika kehidupan ini menyentuk kondisi orang-orang Roma yang selalu merasa diri lebih mulia daripada orang lain; pemerintah pun sangat melindungi warganya (Kis 22: 25; 23: 27). Sikap merendahkan orang lain ini, bertentangan dengan pesan Paulus yang mengacu hidup Kristus sebagai pusat kehidupan Kristen. Salah satu nasihatnya: memberi hormat. Ini sebuah tradisi militer di mana prajurit berpangkat rendah harus lebih dulu memberi hormat ke yang berpangkat tinggi; hinduisme: sistem kasta. Paulus menasihatkan warga jemaat agar tidak bersikap seperti itu, melainkan “saling mendahului” dalam memberi hormat. Artinya, melepaskan sistem kasta, melihat semua orang sama di hadapan Allah, dan melakukannya dengan tulus, karena kepura-puraan adalah kejahatan.
Sekarang ini kita memberi salam keapda sesama menggunakan salam “Namaste” (Sans “hormat saya kepadamu”) dengan meletakkan tangan di dada tanpa kata, dan senyum. Dengan sungguhkan anda melakukannya? Jika lain di wajah, lain di hati, itulah kepura-puraan, kemunafikan. Memberi salam degan berbagai bentuk itu baik, tetapi harus dilakukan dengan rendah hati seperti untuk Tuhan. Saling mendahului memberi hormat tidak terbatas pada salam, tetapi sebagai tanda siap membantu dan mengutamakan orang lain dengana sepenuh hati. Dibutuhkan kesungguhan dan kerendahan hati berdasarkan kasih Yesus.
KJ 424: 1, 2, 4
Doa: Ya Roh Kudus, teguhkanlah kami dalam berbagai aktifitas dalam berbagai aktifitas, agar dapat mengutamakan orang lain, bukan hanya diri kami sendiri.