Renungan pagi 19 Agustus 2020

GB 287: 1 – Berdoa

Kisah Para Rasul 10: 9-23
“… apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram” (ay 15b)

Sewaktu pulang ke kampong leluhur Libutung Marsela – Maluku Barat Daya, saya mendengarkan kisah rakyat tentang “batu Bamim”. Bamim adalah batu karang yang berukuran besar dengan tinggi kira-kira 3,5 meter dan terletak di pinggir pantai. Dikisahkan bahwa leluhur kami datang ke pulau Marsela dengan perahu dan perbekalan sederhana, beserta Istri juga anak-anak mereka. Mereka diterima baik oleh penduduk asli, diberi makan dan sebidang tanah. Kisah ini luar biasa, karena sampai kini keturunan kami tidak dianggap sebagai rang asing di daerah tersebut. Sejarah itu tak dapat dihapus, namun lembar baru untuk hidup damai dan menerima satu sama lain menjadi masa depan yang menggembirakan.

Penerimaan adalah bagian penting dari sebuah proses perkabaran injil. Era baru terjadi saat masa Petrus, yaitu mulai dari penglihatan sampai pada pengajaran kebenaran injil dii Kaisarea. Era baru itu berusaha diterima oleh Petrus, bahwa Mesias telah datang. Allah telah menepati janji yang sudah diberikan kepada Abraham, yaitu bahwa dari keturunannya akan muncul Sang Mesias yang menjadi berkat bukan hanya bagi bangsa Yahudi tetapi juga yang lain. Memahami karya Allah melalui penggenapan janji-Nya itu bukanlah sesuatu yang mudah. Namun demikian oleh Roh Kudus, Kornelis dan Petrus sama-sama patuh mendengar suara Tuhan, bahwa keselamatan itu menjangkau semua bangsa. Apakah bangsa Yahudi siap menerima hal ini?

Di negeri ini semua orang telah dibekali bagaimana menerima dan menghargai perbedaan agama, suku, latar belakang sosial ekonomi dan lain-lain, sehingga dapat bersatu, bersahabat untuk mengisi kemerdekaan. Menyadari orang lain dalam kehidupan bukan soal keharusan. Itu adalah kenyataan. Mari terus berjuang untuk menyatakan bahwa kita adalah keluarga besar satu terhadap yang lain. Mari memiliki sikap menerima, menghargai dan terus bertolong-tolongan satu sama lain, karena Allah yang Esa itu mengasihi semua orang tanpa membedakannya.

GB 287:2, 3

Doa: Ya Bapa Maha Adil, karuniakanlah kami hati yang terbuka, menghargai dan menerima sesama sebagai kenyataan hidup.