Renungan pagi, 21 Agustus 2020
GB 50: 1 – Berdoa

Kisah Para Rasul 11: 19-30
“lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untnuk mencari Saulus; dan setelah betemu dengan dia, ia membawa ke Antiokhia.” (ay 25)

Apakah kita perlu melibatkan orang lain dalam persekutuan dadn pelayanan? Atau apakah pada masa new normal sekarang, kita beranggapan orang lain justru menjadi ancaman dalam hidup ini?

Mari kita belajar dari Barnabas. Bisa dikatakan usaha Barnabas untuk memberitakan Injil Kristus sangat berhasil (ay 24). Ia menasihati orang-orang di Antiokhia untuk tetap setia kepada Tuhan. Apa yang diajarkannya, itu juga yang dilakukannya. Barnabas adalah ciri hidup seorang yang memberi dirinya dituntun oleh Roh Allah.

Keterikatan yang saling menumbuhkan antara Barnabas dan umat di Antiokhia itu membuahkan hasil. Namun demikian hal itu tidak membuat Barnabas mengandalkan prestasinya atau dirinya sendiri. Mengapa? Sebab hanya dengan iman yang terus dituntun Roh Kudus, dia dapat tetap fokus pada pekerjaan Tuhan. Ia sadar bahwa Roh Kudus yang mendorongnya untuk melibatkan orang lain dalam pelayanan yang luas ini. Barnabas memahami hakikat persekutuan selaku umat Tuhan. Itulah yang kemudian membuatnya mengambil keputusan mengajak Paulus ke Antiokhia tanpa merasa terganggu oleh kehadirannya. Itu adalah sikap iman yang fokus pada kemajuan panggilan dan pengutusan di tengah jemaat. Kerjasama atau sama-sama bekerja melayani dengan karunia-karunia yang Allah beri menjadi kesukaan mereka.

Mereka bekerja sama dan tidak melihat orang lain sebagai ancaman. Faktor itu turut membawa kemajuan injil. Itu adalah hakikat persekutuan. Persekutuan menjadi diberkati. Apalagi pengajaran yang berdasarkan pada pokok kebangkitan dan kemenangan Kristus disampaikan mereka dengan kuasa Roh Kudus. Hasilnya, umat bukan hanya dipenuhi dengan kebenaran pengetahuan tetapi juga perubahan perilaku yang terwujud dalam sikap menerapkan kebenaran firman Allah. Dampaknya, umat suka membantu sesama yang menderita. Mereka melakukan pelayanan kasih dengan memberikan bantuan bagi jemaat di wilayah Yudea (ay 29).

Marilah kita bahu membahu bekerja sama dalam melayani dengan kuasa Roh Kudus. Biarlah kita tetap memiliki sikap saling membutuhkan dan peduli satu sama lain. Sebab kata firman Tuhan, “Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” (Galatia 6: 2)

GB 50: 2

Doa: Ya Tuhan terima kasih, kami melayani dalam sikap bahu membahu karena kami satu persekutuan sebagai tubuh Kristus.