Renungan pagi, 25 Agustus 2020

GB 116: 1 – Berdoa

Keluaran 21: 18-19
“… maka orang yang memukul itu bebas dari hukuman, jika yang lain itu dapat bangkit lagi dan dapat berjalan di luar dengan memakai tongkat; hanya ia harus membayar kerugian orang yang lain itu, karena terpaksa menganggur, dan menanggung pengobatannya sampai sembuh” (ay 19)

Ada sebuah kalimat bijak yang mengatakan “amarah tidak menyelesaikan permasalahan, melainkan hanya memperburuknya.” Kalimat bijak mengingatkan pentingnya mengendalikan diri sebab emosi berpotensi mengurangi akal sehat dan nurani yang jernih. Kebenaran kalimat bijak ini sejalan dengan apa yang tampak dalam salah satu aturan yang Tuhan berikan terkait dengan sikap dalam menghadapi sebuah persoalan.

Dalam bacaan kita pagi ini terlihat akibat dari sikap emosional seseorang yang terlibat dalam pertengkaran dengan sesamanya karena sesuatu hal. Melampiaskan emosi dengan memukul dan meninju hingga berakibat luka-luka yang membuat seseorang tidak dapat bekerja, pada akhirnya membuat pelaku harus membayar ganti rugi bagi pengobatan sang korban maupun untuk biaya hidup selama ia tidak bisa bekerja karena luka yang dialaminya. Benarkan, bukannya menyelesaikan persoalan, malah menambah persoalan!

Belajar dari aturan dalam kitab Keluaran ini, maka beberapa hal yang bisa dipetik, yaitu:
1. Kendalikan amarah karena itu hanya akan membuat kita bertindak gegabah dan mungkin merugikan bukan hanya orang lain tetapi juga diri sendiri.
2. Bersikap tenang dan bijak dalam menghadapi persoalan, akan menolong kita menyelesaikan persoalan dan pergumulan dengan tenang!

GB 116: 2

Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk mengendalikan amarah kami supaya tidak melakukan tindakan yang menyakiti sesama kami dan mendukakan hati—Mu.