Renungan Malam 04 September 2020
GB.107 : 1 – Berdoa
Kidung Agung 6 : 12 – 7 : 1
“Betapa Indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu” (ay.7:1a)
Ketika jatuh dari motor beberapa tahun yang lalu, saya tidak dapat berjalan karena sakit di bagian lutut dan paha. Jangankan berjalan, untuk bangun dari tempat tidur dan duduk saja sangat sakit. Peristiwa tersebut memberikan pembelajaran penting bahwa saya harus mensyukuri apapun yang bisa dilakukan dan sadar bahwa setiap langkah itu berharga. Pada pengalaman lain, saya melihat orangtua yang selalu bersukacita meskipun setiap hari harus duduk di kursi roda. Mengamati hal ini saya kembali belajar, bahwa cara melangkah tidak terpaku pada menggunakan kaki. Hati yang bersukacita adalah juga cara melangkah dalam menjalani kehidupan yang harus kita lalui.
Langkah yang disampaikan dalam Kidung Agung 7:1a, adalah puji-pujian mempelai laki-laki terhadap mempelai perempuan, khusus terkait cara ia melangkah. Puji-pujian sang mempelai laki-laki, meskipun ditunjukan kepada mempelai perempuan yang melangkah, tetapi juga tersirat puji syukur kepada Sang Pemberi Kehidupan (bnd. Mazm. 44:9). Oleh sebab itu pujiannya sekaligus ungkapan syukur atas kehadiran sang mempelai perempuan di dalam kehidupan.
Sering tanpa sadar kita menganggap melangkah adalah pekerjaan sederhana dan tidak penting untuk diperhatikan. Bacaan hari ini mengajak kita untuk mewaspadai setiap Langkah karena setiap sangat berarti bagi masa depan setiap orang. Jika salah melangkah maka kita akan tersesat, sehingga perlu usaha gigih dan sabar untuk memulihkan dampak yang ditimbulkan. Tetapi ada yang lebih penting lagi, yaitu bahwa kita tidak sekadar mampu melangkah, tetapi mesti berusaha untuk melangkah dengan hati yang penuh sukacita. Apapun kondisi kita jika hati dipenuhi sukacita dan syukur kepada TUHAN, maka setiap hari pasti dapat dilalui sekalipun ada tantangan.
GB.107 : 5
Doa : (Allah Bapa mohon dipenuhi hati kami dengan sukacita dan syukur dalam menjalani kehidupan setiap hari)