Renungan Malam 05 September 2020
KJ.439 : 1 – Berdoa
Kidung Agung 8 : 11 – 12
“Kebun anggurku, yang punyaku sendiri, ada di hadapanku”(ay.12)
Ada pepatah, “Kebahagiaan itu tidak diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki tapi seberapa bersyukurnya seseorang dengan apa yang dimilikinya sekarang”. Kebahagiaan adalah tujuan hidup setiap manusia, demikian kata seorang filsuf. Namun demikian, sering kebahagiaan itu diukur berdasarkan apa yang dipunyai seseorang. Pepatah tersebut menegaskan bahwa rasa syukur atas apa yang kita miliki adalah kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan jangan kita nikmati atas dasar jumlah harta benda yang dimiliki. Maksudnya adalah kebahagiaan hati yang bersyukur. Sikap bersyukur itulah yang Nampak dalam pola hidup pemilik kebun anggur (8:12).
Pemilik kebun anggur merasa tentram sebab kebunnya bukan milik orang lain. Walaupun Salomo adalah Raja yang memiliki lahan kebun anggur yang luas, tetapi pemilik kebun anggur sangat puas atas kebun anggur hasil usahanya sendiri. Kebahagiaan pemilik kebun anggur adalah kebahagiaan yang tidak dilandasi oleh keserakahan memiliki kebun yang luas. Kebahagiaan berasal dari rasa syukur karena mampu mengusahakan sendiri kebun anggur miliknya.
Mengelola kehidupan sehari-hari keluarga kita seperti mengelola kebun anggur. Jika kita menjalani kehidupan dengan penuh syukur maka kehidupan keluarga kita akan sejahtera. Jika selalu membandingkan kehidupan keluarga kita dengan keluarga lain, maka akan timbul ketidakbahagiaan dan penderitaan. Sebab kita menginginkan milik orang lain, sehingga kehilangan ras syukur. Setiap keluarga dibentuk TUHAN untuk menerima berkat-Nya. Melalui pemberkatan perkawinan setiap keluarga diberkati agar Bahagia dalam penyertaan TUHAN. Jadilah seperti pemilik kebun anggur yang bersyukur dan rendah hati, maka keluarga kita pasti bahagia dan mengalami berkat TUHAN.
KJ.439 : 3
Doa : (Allah Bapa di Sorga kami bersyukur Engkau telah menganugerahkan kehidupan keluarga yang penuh dengan kebahagiaan)