Renungan pagi, 16 September 2020

KJ 405 : 1, 2 – Berdoa

Amsal 9 : 1 – 9
“Siapa yang tak berpengalaman, singgalah ke mari” (ay.4)

Ketika kita menerima undangan entah itu undangan pesta nikah, ulang tahun, undangan makan malam, tentu ini adalah sesuatu yang menyenangkan. Apalagi undangan tersebut berasal dari kerabat dekat, orang yang sangat kita kenal ataupun orang-orang yang mempunyai arti tersendiri dalam kehidupan kita. Namun Ketika kita mendapatkan undangan lebih dari satu pada hari yang sama, tentu kita harus mengambil keputusan dengan mempertimbangkan banyak hal. Bagaimana membuat keputusan di tengan beberapa pilihan? Mana yang harus didahulukan? Bagaimana solusinya?
Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop Amsal 9 : 1 – 18 yaitu “Undangan hikmat dan undangan kebodohan”. Kita dapat secara langsung menerima undangan hikmat sebab tentunya memiliki alasan yang kuat dalam menjalankan kehidupan ini. Alasan itu adalah bahwa rumah hukmat sempurna adanya, bila dibandingkan dengan rumah kebodohan. Rumah hukmat mempunyai tujuan tiang penyangka dimana berbagai-bagai pengetahuan tersimpan disana. Dalam rumah hikma orang bersukacita sebab terdapat hidangan hikmat yang memberi hidup dan yang menyediakan kekuatan bagi orang benar. Mampir di rumah hkmat akan menuntun Langkah orang benar seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari, sedangkan rumah kebodohan dipenuhi dengan roti kefasikan dan anggur kelaliman (band. Amsal 4 : 17 – 18). Orang yang merenungkan Firman Tuhan siang dan malam tidak akan salah memilih sekalipun dalam situasi yang sulit. Ia akan memilih undngan hikmat yang penuh dengan pesta iman. Di sana penggetahuan akan kebenaran menjadi hidangan terlezat yang menguatkan setiap orang. Mari penuhilah undangan Sang pemilik Hikmat supaya engkau tidak tersesat dalam dunia yang penuh dengan kegelapan.

KJ 405 : 3

Doa : (Tuhan penuhilah kami dengan hikmat-Mu agar tidak tersesat)