Renungan Malam 17 September 2020
GB.52 : 1 – Berdoa
Amsal 17 : 4 – 7
“Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka” (ay.6)
Hidup manusia dengan berbagai dinamika di dalamnya memperlihatkan bahwa manusia terus berjuang untuk memberi yang terbaik dan berusaha untuk mewariskannya seperti nilai hidup, pegangan hidup bahkan makna hidup. Orang tua memberikan nasihat dengan maksud agar anak mewarisi hal-hal baik bagi masa depan hidup mereka. Hal-hal baik yang dilakukan akan menghasilkan nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar (Amsal 22:1a). Bagaimana warisan yang baik tetap terus dipelihara dan menjadi berkat dari satu generasi ke generasi berikutnya ?
Bacaan saat ini (ayat 6) memperlihatkan kemuliaan dari kehormatan dari orang tua maupun anak cucu. Alkitab Bahasa Indonesia sehari-hari menyatakan bahwa kebanggaan orang yang sudah tua adalah anak cucunya, sedangkan kebanggaan anak-anak adalah orang tuanya. Nilai kebaikan yang diwariskan akan dituai pada waktunya bukan tanpa usaha atau kerja keras orang tua. Tentu ada tantangan karena tiap anak mempunyai sifat yang berbeda, bahkan lingkungan pun ikut membentuknya. Sebaliknya seorang anak sangat dihargai di lingkungannya karena orang tuanya cukup dipandang di masyarakat. Kalua perilaku seorang anak buruk, orang akan melihat siapa orang tuanya.
Seperti pepatah mengatakan, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang tetapi manusia mati meninggalkan nama”, maka kiranya nama baik saudara akan menjadi warisan yang dikenang karena hidupmu bijaksana, tulus dan jujur. Apakah perilaku hidupmu sebagai orang tua maupun anak telah mewariskan nilai hidup yang bijaksana dan terhormat? Peliharalah nama baik dengan bercermin pada Firman Tuhan dan jadilah berkat bagi keluarga dan sesama.
KJ.462 : 3,4
Doa : (Ya Tuhan tolong, yakinkan kami bahwa hidup yang tidak menyimpang ke kanan atau kiri adalah hal yang paling mensejahterakan dan membahagiakan)