Renungan pagi, 30 September 2020

KJ.424 : 1,2

Amsal 23 : 22 – 23
“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya, demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertia.” (ay 23)

Budaya Patriarki merupakan sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemilik atau penguasa atas keluarganya, termasuk harta bendanya. Laki-laki berkarya di luar rumah (rana public) mencari nafkah. Perempuan di dalam rumah (rana domestic) mengurus tempat tingga dan mengasuh anak. Budaya partiarki membuat perempuan secara finansial bergantung kepada laki-laki. Anak perempuan bergantung kepada ayah. Istri bergantung pada suami. Ibu janda bergantung kepada anak laki-lakinya. Sekalipun ibu yang mengandung, melahirkan dan mengasuh tetapi anak adalah milik ayah. Perhatikan ciri budaya patriarki dalam ayat 22 saat sang ayah menasihati anaknya, “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.” Ibu yang melahirkan, tetapi ayah yang disebut memperanakkan. Setelah tua, nasib ibu terletak pada hidup anak.

Di tengah konteks patriarki ini penulis mengajarkan kita untuk: Pertama, jangan menghina ibu kita kalau dia sudah tua. Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) memakai kalimat, “Apabila ibumu sudah tua, tunjukkanlah bahwa engkau menghargai dia.” Penghormatan dan kasih kepada orang tua tidak boleh putus hanya ketika mereka masih muda dan kuat. Justru di saat sudah tua, mereka sangat membutuhkan perhatian, perawatan dan kasih sayang dari anak-anaknya.

Kedua, belilah kebenaran, hikmat, didikan, pengertian dan jangan menjualnya. Kebenaran dalam bahasa Ibrani adalah tzedakah yang berarti benar, saleh atau adil. Salah satu tindakan tzedakah adalah memberi sumbangan, hadiah, pinjaman atau kemitraan agar penerima dapat menolong dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Kedua nasihat di atas mengarahkan generasi penerus untuk memiliki kepekaan dan kesediaan menopang mereka yang memerlukan dukungan.

KJ 424 : 3, 4

Doa : (Ya Roh Kudus tolonglah kami menemukan bentuk dukungan dan melakukannya bagi sesama yang memerlukan.)