Renungan Malam, 19 Oktober 2020
♪KJ. 9 : 1,2 – Berdoa
Ibrani 3 : 1-6
“Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya, dan rumah-Nya ialah kita” (ay.6a)
Yesus lebih mulia dari pada Musa karena sebagai Anak, Ia setia mengepalai rumah-Nya (6a). Rumah yang dimaksud adalah kita sebagai umat Nya yang teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan (6b). Ia digambarkan bagaikan seorang ahli bangunan yang membangun ‘rumah’ itu. Di atas semua itu ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah (4b). Yesus yang setara dengan Allah taat melaksanakan firman-Nya. Karena itulah Ia disebut sebagai Rasul. Ia juga rela mengosongkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib (Flp.2:6-8). Karena itulah Ia disebut juga sebagai Imam Besar yang diutus untuk mempersembahkan kurban (Yes.61:1,2; Luk.4:18,19).
Dalam PL (Perjanjian Lama), TUHAN memilih Musa menjadi pemimpin untuk membawa umat Israel ke luar dari tempat perbudakan yaitu Mesir. Musa semula mengajukan keberatan. TUHAN pun menunjuk Harun sebagai pendampingnya untuk menjadi ‘penyambung lidah‘ bagi Musa (Kel.4:14-17). Musa mempunyai peranan penting dalam membangun kehidupan beriman dan menyampaikan perintah Tuhan maupun mengadili umat-Nya setiap hari. Kemudian dari Yitro, mertuanya, Musa diberi petunjuk untuk membagi tugasnya kepada ‘orang-orang yang cakap dan takut akan Allah…’ (Kel.18:21). Nampaklah pola kepemimpinan bersama (sinodal) sudah ada sejak awal mula umat Tuhan dibentuk.
Sedemikian besar peran Musa, namun kemuliaan Yesus tak tertandingi. Musa bersama orang-orang seangkatannya tidak diizinkan masuk ke tanah Kanaan karena pemberontakan mereka (Ul.3:25-27). Yesus sebagai Anak Manusia justru Sang jalan kebenaran satu-satunya agar umat dapat masuk ke ‘tanah perjanjian kekal’. Jadi Dialah satu-satunya yang ‘termulia’.
♪KJ.9 : 3-5
Doa : (Tuhan Yesus, tolong sertailah kami selalu, supaya terbebas dari kesalahan dan kesesatan yang melanda dunia)