Hari Minggu Adven II
Renungan Pagi, 6 Desember 2020
Perjamuan Kudus

♪KJ.85 : 1,2 – Berdoa

Yesaya 30 : 18 – 26
TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia! (ay.18)

Hal yang membosankan dan melelahkan adalah menanti atau menunggu. Kita berharap sesuatu yang diidamkan segera terjadi tanpa menunggu terlalu lama. Daya tahan seseorang bisa mero-sot, sebab ada godaan lain yang lebih menggiurkan. Ketidak-sabaran malah menghasilkan malapetaka. Perkataan dan per-buatan kita yang lebih mengandalkan kekuatan manusia hanya mendatangkan kekecewaan, bukannya kebahagiaan hidup.

Bangsa Israel mengambil tindakan yang justru membelakangi pimpinan Tuhan. Mereka tidak sabar menunggu pertolongan-Nya. Yehuda lebih memilih Mesir dalam menghadapi Asyur. Kekuatan Mesir lebih memikat ketimbang memercayai kuasa Tuhan. Akibatnya, Yehuda dihukum dan dihancurkan ibarat tempayan tukang periuk yang diremukkan dan tidak berguna lagi (ay.14).

Tuhan tahu persoalan mereka. Bangsa Israel yang justru sama sekali tidak mengerti, bahwa Tuhan tetap menanti mereka untuk datang bertobat dan berharap kepada-Nya. Tuhan memberikan kasih-Nya, mendengar serta menjawab doa-doa mereka. Dengan kasih-Nya, umat Tuhan dapat menikmati berkat jasmani dan rohani. Mereka akan menikmati makanan lezat yang berlimpah dan mengalami kesembuhan. Dengan menjalani kehidupan yang kudus dan membuang segala berhala, mereka akan benar-benar hidup dalam kebahagiaan.

Minggu Adven mengingatkan kita untuk menantikan keda-tangan Yesus sebagai Hakim dan Raja di zaman akhir. Selain itu juga mengingatkan, bahwa Tuhan masih tetap menantikan kedatangan kita yang berdosa untuk bertobat dan menerima kasih Yesus. Kebahagiaan disediakan Tuhan bagi kita. Kegagalan masa lalu bukan untuk dipertahankan. Mari buka hati, sambut kasih Tuhan Yesus dengan mengikuti Perjamuan Kudus. Mari kita berkomitmen hidup kudus. Buang semua berhala di hati kita dan andalkan Tuhan Yesus untuk kehidupan yang penuh berkat.

♪KJ. 85 : 3,4

Doa : (Tolong kami, Tuhan Yesus untuk menanti kedatangan-Mu dengan hati yang percaya penuh akan janji-Mu dan kesungguhan pertobatan diri)